TEMPO.CO, Seoul – Pemerintah Korea Selatan melaporkan lonjakan kasus baru infeksi virus Corona pada Kamis, 28 Mei 2020.
Jumlah kasus baru ini tercatat sebanyak 79 kasus atau jumlah kasus baru tertinggi selama tiga hari berturut-turut.
Ini membuat para pejabat pemerintahan Korea Selatan merasa khawatir dengan munculnya gelombang kedua virus Corona atau Covid-19.
“Menteri Kesehatan Park Neung-hoo mengatakan sedikitnya 69 kasus pada pekan ini terkait dengan klaster infeksi di sebuah fasilitas logistik,” begitu dilansir Reuters pada Kamis, 28 Mei 2020.
Fasilitas logistik ini milik Coupang Corp, yang merupakan salah satu pusat belanja online terbesar di Korea Selatan dan berada di Kota Bucheon, sebelah barat Seoul.
“Begitu diagnosis pegawai terkonfirmasi, Coupang mengirim karyawan agar pulang dan melakukan karantina mandiri termasuk karyawan yang berinteraksi,” begitu pernyataan manajemen Coupang.
Pejabat Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan atau KCDC mengatakan ini membuat jumlah total kasus infeksi virus Corona atau Covid-19 di Korea Selatan menjadi 11.344 kasus dengan jumlah korban meninggal 269 orang.
Pemerintah Korea Selatan sempat mendapat pujian dari WHO karena dinilai cekatan dalam mencegah penyebaran wabah virus Corona.
Pemerintah menggelar program tes massal virus Corona pada awal 2020. Ini membantu mencegah bertambahnya jumlah korban meninggal.
Saat ini, jumlah korban meninggal telah mencapai 350 ribu orang dan menginfeksi sebanyak 5.6 juta orang.
KCDC mengatakan klaster gudang logistik ini tampaknya terkait dengan wabah virus Corona yang merebak di sejumlah kelab malam dan bar pada awal Mei di Ibu Kota Seoul.
Merebaknya wabah kedua kali ini terjadi di tengah upaya pelonggaran lockdown dan social distancing serta pembukaan sejumlah sekolah, yang sempat tertunda.
Pejabat Korea Selatan mengatakan mempertimbangkan penerapan lockdown jika gelombang kedua wabah virus Corona terus meningkat.