TEMPO.CO, Jakarta - Palestina telah menangguhkan kontak dengan CIA setelah mengakhiri koordinasi keamanan dengan Israel dan Amerika Serikat sebagai protes atas proposal Israel untuk mencaplok wilayah di Tepi Barat.
Saeb Erekat, sekretaris jenderal Organisasi Pembebasan Palestina, mengatakan pada Kamis bahwa Washington telah diberitahu tentang langkah itu setelah Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan pada hari Selasa pemerintahannya tidak lagi berkomitmen untuk perjanjian dengan Israel dan Amerika Serikat, termasuk pada koordinasi keamanan, seperti dikutip dari Reuters, 22 Mei 2020.
Saat bekerja sama dengan Badan Intelijen Pusat AS, Erekat mengatakan kepada wartawan dalam sebuah video call: "Itu berhenti pada akhir pidato presiden (Palestina)."
Kerja sama intelijen dengan CIA terus berlanjut bahkan setelah Palestina mulai memboikot upaya perdamaian AS yang dipimpin oleh Presiden Donald Trump pada 2017, dengan pihak-pihak terkait yang bekerja sama untuk mencegah kekerasan di Tepi Barat milik Palestina yang diduduki Israel.
Jauh hari sebelumnya Abbas telah mengancam untuk mengakhiri hubungan keamanan, tetapi tanpa menindaklanjuti. Para pejabat Israel mengatakan ia membutuhkan dukungan Israel dalam menghadapi tantangan domestik dari kelompok Islam Palestina Hamas.
Tetapi Erekat berkata, "Segala sesuatunya berubah dan kami telah memutuskan sekarang saatnya untuk berubah."
"Kerja sama keamanan dengan Amerika Serikat tidak ada lagi. Koordinasi keamanan dengan Israel tidak ada lagi," kata Erekat. "Kami akan mempertahankan ketertiban umum dan supremasi hukum, sendirian."
Kedutaan AS di Yerusalem menolak berkomentar.
Setelahnya seorang pejabat senior keamanan Palestina mengatakan kepada bahwa pasukan Palestina telah mulai menarik diri dari beberapa daerah di Tepi Barat bahwa mereka telah mengawasi dalam koordinasi dengan Israel selama krisis virus corona.
"Mengingat instruksi presiden tentang penghentian koordinasi keamanan, pihak Israel diberitahu tentang penarikan sebagian pasukan," kata pejabat itu.
Para pejabat Israel berlum berkomentar dan tidak jelas seberapa luas kelemahan pasukan Palestina itu.
Palestina khawatir bahwa Israel, dengan restu dari Washington, dapat merealisasikan niatnya untuk mengklaim sepihak permukiman Yahudi dan Lembah Yordan di Tepi Barat, yang mereka pandang sebagai aneksasi.
Palestina sendiri memperjuangkan negara merdeka yang mencakup Tepi Barat dan Gaza, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota mereka.