TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Inggris akan memperkenalkan aturan karantina selama 14 hari bagi orang-orang yang baru pulang dari luar negeri. Kebijakan ini untuk menghindari gelombang kedua wabah virus corona.
Asosiasi maspakai Inggris yang mewakili British Airways, easyJet dan beberapa maskapai lainnya mengatakan aturan yang bakal diterapkan ini membutuhkan sebuah perencanaan yang kredibel dan harus dievaluasi setiap minggu. Sejumlah operator bandara mengatakan kebijakan ini bisa sangat memukul industri penerbangan dan perekonomian.
Penerapan lockdown di Inggris memungkinkan Pemda setempat mengecat Abbey Road, jalanan yang diangkat jadi judul album ke-11 The Beatles. Foto: Leon Neal/Getty Images/CNN Travel
Surat kabar The Times pertama kali mempublikasi laporan soal karantina 14 hari ini dengan menyebut Perdana Menteri Boris Johnson akan mengumumkan pada Minggu, 10 Mei 2020 bahwa para penumpang yang baru tiba di bandara dan Pelabuhan, termasuk masyarakat Inggris yang baru pulang dari luar negeri, harus melakukan karantina mandiri.
Situs reuters.com mewartakan kebijakan-kebijakan itu tampaknya akan diberlakukan mulai awal Juni 2020. Para pelancong akan diminta menginformasikan alamat dimana mereka menjalani karantina mandiri setelah tiba di Inggris.
“Langkah-langkah ini akan membantu masyarakat Inggris dan mengurangi penularan virus corona karena kita pindah ke fase selanjutnya dalam merespon ini semua,” tulis The Times berdasarkan sumber di pemerintahan.
Kementerian Dalam Negeri Inggris dan kantor Perdana Menteri Inggris menolak berkomentar terkait masalah ini. sedangkan Menteri Transportasi Inggris Grant Shapps tidak mengkonfirmasi rencana karantina. Dia hanya menyebut infeksi virus corona di Inggris sudah turun sehingga penting meninjau wilayah-wilayah perbatasan.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Minggu, 10 Mei 2020 waktu setempat diperkirakan akan mengumumkan kebijakan baru yang akan diambil Inggris untuk mengatasi pandemik virus corona menyusul evaluasi oleh para Menteri terkait lockdown. Lockdown di Inggris sudah menutup pintu perekonomian Inggris dan membuat jutaan masyarakat di Inggris berada di rumah selama hampir 7 pekan.