TEMPO.CO, Brasilia – Mahkamah Agung Brasil mengizinkan investigasi terhadap Presiden Jair Bolsonaro terkait adanya tuduhan bahwa Bolsonaro mengintervensi urusan polisi federal dengan tujuan politik.
Hakim Celso de Mello mengatakan polisi federal memiliki waktu 60 hari untuk menggelar investigasi ini atas permintaan Jaksa Agung, Augusto Aras, terkait tuduhan oleh bekas Menteri Hukum, Sergio Moro, yang mengundurkan diri pada Jumat pekan lalu.
Moro mengaku Bolsonaro menekannya agar mengganti kepala polisi federal. Dia juga menuding Bolsonaro mencoba mengintervensi investigasi terhadap anggota keluarga Presiden hingga meminta dokumen laporan intelijen.
“Jajak pendapat di Brasil menunjukkan mayoritas warga meyakini tuduhan Moro benar. 46 persen meyakini Bolsonaro harus mundur sedangkan 50 persen mengatakan sebaliknya,” begitu dilansir Reuters pada Selasa, 28 April 2020.
Bolsonaro menyebut tuduhan dari Moro itu sebagai tidak berdasar. Namun, tuduhan ini memicu terjadinya kritis politik terburuk Brasil sejak Bolsonaro menjadi Presiden pada Januari 2019.
Bolsonaro juga mulai kehilangan sejumlah tokoh sekutu dari sayap kanan.
Investigasi ini terjadi pada saat yang buruk bagi Bolsonaro, yang menghadapi kritik publik karena dianggap meremehkan bahaya pandemi virus Corona.
Infeksi virus Corona telah menewaskan lebih dari 4.500 orang di Brasil dan membuat ekonomi negara terbesar di Amerika Latin ini lumpuh.
Jaksa akan memutuskan apakah akan menuntut Bolsonaro atau Moro berdasarkan hasil investigasi dari polisi.
Pengadilan terhadap Bolsonaro bisa terjadi jika DPR Brasil menyetujui dakwaan terhadapnya. Namun, DPR ini dikuasai mayoritas pendukung Bolsonaro sehingga agak sulit persidangan di di Mahkamah Agung terhadap Bolsonaro bisa terjadi jika dakwaan lolos di DPR.