TEMPO.CO, Washington – Kementerian Keuangan Amerika mengatakan telah mengeluarkan dana tambahan US$9.5 miliar atau sekitar Rp150 triliun untuk membantu pembayaran gaji pegawai maskapai penerbangan selama masa pandemi virus Corona.
Program ini disebut Program Dukungan Gaji atau Payroll Support Program dengan total dana yang dialokasikan untuk mendukung maskapai penerbangan mencapai US$12.4 billion atau sekitar Rp190 triliun.
“Pemerintah telah menyalurkan dana bantuan atau grant funds kepada 10 maskapai besar dan 83 maskapai kecil,” begitu dilansir Reuters pada Sabtu, 25 April 2020.
Kongres Amerika Serikat telah menyetujui total dana bantuan senilai US$25 miliar atau Rp385 triliun untuk membantu pembayaran gaji pegawai di maskapai penerbangan.
Empat maskapai terbesar AS menerima sekitar US$19.2 miliar atau sekitar Rp296 triliun dari total US$25 miliar dana bantuan.
Maskapai itu adalah American Airlines Group, Delta Air Lines, United Airlines Holdings dan Southwest Airlines.
Kementerian Keuangan mensyaratkan maskapai besar yang menerima dana bantuan lebih dari US$100 juta atau sekitar Rp1.5 triliun untuk mengembalikan 30 persen dalam bentuk pinjaman dengan bunga rendah dalam 10 tahun. Maskapai juga diwajibkan untuk menerbitkan warrant setara 10 persen dari nilai pinjaman.
Kementerian Keuangan AS juga mensyaratkan maskapai penerbangan untuk tidak mengurangi gaji atau jumlah pegawai hingga 30 September.
Maskapai juga dilarang untuk melakukan pembelian kembali saham atau stock buy back. Maskapai juga dilarang membagikan dividen serta menerima pembatasan pemberian dana kompensasi bagi jajaran eksekutif manajemen.
CEO SkyWest, Chip Childs, mengatakan perusahaan bakal menerima sekitar US$438 juta atau sekitar Rp6.7 triliun dari kementerian Keuangan untuk pembayaran gaji pegawai.
“Masa depan masih bagus, dan proses pemulihan masih mengalami ketidakpastian. Masih ada kemungkinan, maskapai kita menjadi lebih kecil dari sebelumnya,” kata Childs dalam surat elektronik yang dilihat Reuters. Wabah virus Corona atau COVID-19 membuat maskapai penerbangan AS menghentikan mayoritas operasi perusahaan untuk mencegah penyebaran virus itu.