Dalam sebuah penelitan yang disampaikan di Jurnal Asosiasi Medis Amerika, air seni penderita diabetes ditemukan arsenik dengan kadar tinggi empat kali lebih banyak. “Sejak kami menemukan standard keamanan untuk tingkat penggunaan arsenik dalam minuman maka kami kini berusaha untuk mengurangi kadar arsenik dalam air minuman itu.” tutur Ana Navas-Acien, seorang peneliti dari John Hopkins Bloombeg School of Public Health di Baltimore.
Sementara dari data survey tahun 2004, dari 800 orang relawan yang diteliti kadar arsenic dalam urinenya, ternyata dtemukan 26 persen terdeteksi diabetes dan kadar arseniknya cukup tinggi.
Penelitan baru-baru ini mengungkapkan penggunaan arsenik berkadar rendah untuk pemanis di minuman kemasan meningkat di beberapa negara seperti Taiwan, Bangladesh, Meksiko dan negara-negara Asia. Para peneliti Amerika mengharapkan pengurangan penggunaan arsenik sementara penelitian efek samping penyakit yang disebabkan arsenik terus ditingkatkan. Tempo| BBC| Jurnal Medical| Nur Haryanto