TEMPO.CO, Jakarta - Kopi kekinian Starbucks Corp pada Jumat, 20 Maret 2020, berencana menutup semua gerai kopinya yang beroperasi di wilayah Amerika utara selama dua pekan ke depan. Starbucks juga akan mengurangi layanan drive-thru atau pesan lewat kendaraan, dimana penumpang tak perlu turun dari mobil.
Keputusan Starbucks itu dilakukan sebagai upaya mengurangi penyebaran virus corona atau COVID-19. Di penjuru Amerika Serikat, COVID-19 telah menginfeksi hampir 14.400 orang. Kematian akibat virus ini diperkirakan lebih dari 200 orang.
“Mari kita berkaca pada kondisi saja. Pada saat krisis seperti sekarang ini, pemerintah telah meminta gerai-gerai makanan dan minuman buka untuk system drive-thru atau pesan antar,” kata Rossann Williams, Presiden Starbucks yang mengoperasikan bisnis wilayah Amerika Serikat dan Kanada, seperti dikutip dari reuters.com.
Perawat Teresa Malijon mengenakan pelindung buatan sendiri menunggu di lokasi tes terkait wabah virus corona COVID-19 di sebuah tempat parkir di University of Washington's Northwest Outpatient Medical Center di Seattle, Washington, Amerika Serikat, Selasa 17 Maret 2020. ANTARA/REUTERS/Brian Snyder/TM
Starbucks Corp, yang gerainya ada di hampir setiap wilayah di Amerika Serikat, mengatakan mitra-mitranya akan mengambil keputusan secara mandiri terkait penutupan toko-toko mereka. Namun Starbucks meyakinkan akan membayar semua mitranya 30 hari ke depan apapun keputusan mereka.
Baca Juga:
Menyusul cepatnya penyebaran virus corona, saat ini diserukan langkah jaga jarak atau social distancing. Bukan hanya itu, universitas, mal dan area-area yang berisiko tinggi menjadi titik penyebaran virus corona, sudah ditutup.
Virus corona terbilang menyebar dengan cepat di Amerika Serikat. Pengelola café dan restoran menutup pintu toko atau bahkan membatasi layanan pesan antar dan bawa pulang. New York state, Illinois dan Connecticut pada Jumat kemarin mengikuti langkah Pemerintah daerah California yang meminta warganya agar berada di rumah.