TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Cina memecat pejabat tinggi Partai Komunis Cina dan Direktur Kesehatan Provinsi Hubei di tengah meluasnya kritik publik terhadap penanganan wabah virus Corona.
Badan anti korupsi Cina mengatakan Kepala Komisi Kesehatan Hubei Zhang Jin dan Direktur Kesehatan Provinsi Hubei Liu Yingzi telah dipecat namun tidak memberikan alasan spesifik pemecatan. Kekosongan posisi mereka akan diisi oleh Wang Hesheng, anggota komite provinsi Partai Komunis Cina, menurut Reuters, 11 Februari 2020.
Televisi negara CCTV juga melaporkan bahwa Zhang Jin, sekretaris Partai Komunis Cina Komisi Kesehatan Hubei, dan Liu Yingzi, Direktur Komisi Kesehatan, telah diberhentikan.
Wang Hesheng yang merupakan Wakil kepala Komisi Kesehatan Nasional Cina akan mengambil kedua peran tersebut. Wang pekan lalu diangkat sebagai anggota komite tetap Hubei, badan pembuat keputusan teratas provinsi, menurut South China Morning Post.
Chen Yixin dari badan penegak hukum utama partai, juga dikirim ke Hubei pekan lalu oleh Beijing untuk menangani wabah tersebut. Chen adalah sekretaris jenderal Komisi Urusan Politik dan Hukum Pusat.
Pemerintah pusat di Beijing juga mendesak anggota masyarakat untuk melaporkan pejabat daerah yang menyalahi tugas. Pemerintah pusat juga mengancam akan memberhentikan para pejabat jika mereka diketahui telah mengabaikan tanggung jawab mereka.
Hingga kini puluhan pejabat kesehatan tingkat rendah di seluruh negeri juga kehilangan pekerjaan karena gagal menahan penyebaran epidemi, yang muncul dari pasar satwa liar ilegal di ibu kota Hubei, Wuhan, akhir tahun lalu dan telah menewaskan 1.000 jiwa lebih.
Petugas kepolisian berjaga-jaga untuk mencegah warga yang melintas dari provinsi Hubei di pos pemeriksaan Jembatan Sungai Jiujiang Yangtze, di Jiujiang, provinsi Jiangxi, Cina, 31 Januari 2020. REUTERS/Thomas Peter
Pengguna media sosial telah menyalahkan pihak berwenang di Kota Wuhan dan Provinsi Hubei karena gagal menahan wabah awal pada bulan Desember, atau terlambat melaporkannya ke tingkat pemerintahan yang lebih tinggi. Gubernur Hubei Wang Xiaodong dan Wali Kota Wuhan Zhou Xianwang juga mendapat kecaman keras dari publik.
Pada Ahad 26 Januari, publik bahkan mengkritik gubernur Hubei karena mengoreksi dirinya sendiri dua kali selama konferensi pers karena salah memaparkan data mengenai jumlah masker wajah yang diproduksi di provinsi tersebut.
Pemerintah kota juga mendapat kecaman atas perlakuan terhadap delapan tenaga medis yang dituduh menyebarkan hoaks tentang virus baru yang mirip SARS pada akhir tahun lalu, termasuk dokter Li Wenliang, yang meninggal akibat penyakit itu pada hari Jumat.
Lembaga pengawas korupsi Cina telah mengirim tim ke Wuhan untuk menyelidiki masalah sehubungan dengan dr. Li Wenliang.
Dalam sebuah wawancara dengan CCTV pada akhir Januari, Zhou Xianwang, wali kota Wuhan, mengindikasikan bahwa Beijing setidaknya ikut bertanggung jawab atas kurangnya transparansi.
"Sebagai pemerintah daerah, kami tidak diizinkan untuk mengungkapkan informasi terkait penularan kecuali kami berwenang, yang banyak orang tidak mengerti pada tahap awal," katanya kepada saluran televisi negara tersebut.
Zhou juga mendapat kecaman pedas atas penutupan Wuhan, karena ia menangguhkan transportasi dalam kota.
Dalam wawancara itu, Zhou mengakui penanganannya terhadap krisis itu tidak cukup baik dan dia bersedia mengundurkan diri selama itu membantu menahan penyebaran virus Corona.