Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

17 Keluarga Etnis Kristen Rohingya Diserang Milisi ARSA

image-gnews
Ratusan pengungsi berkumpul saat melakukan aksi protes epatriasi atau pemulangan para pengungsi di kamp Unchiprang di Teknaf, Bangladesh, 15 November 2018. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
Ratusan pengungsi berkumpul saat melakukan aksi protes epatriasi atau pemulangan para pengungsi di kamp Unchiprang di Teknaf, Bangladesh, 15 November 2018. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya 17 keluarga etnis Kristen Rohingya telah direlokasi dari kamp di distrik Cox Bazar, Bangladesh akibat serangan senjata tajam yang pelakunya diduga milisi Arakan Rohingya Salvation Army, ARSA.

Peristiwa penyerangan terhadap etnis Kristen Rohingya ini terjadi pada hari Senin, 27 Januari 2020 di kamp pengungsi Kutupalong di distrik Cox Bazar.

Seorang korban dan satu organisasi Kristen menuturkan tentang penyerangan milisi ARSA itu kepada BenarNews, media yang berafiliasi dengan Radio Free Asia.

Polisi setempat menyebut peristiwa penyerangan itu sebagai kejahatan kriminal biasa. Serangan itu mengakibatkan 4 etnis Kristen Rohingya dan seorang etnis Muslim Rohingya terluka.

Sementara laporan Radio Free Asia menyebutkan sedikitnya 12 orang terluka akibat penyerangan milisi ARSA.

Aparat berwenang Bangladesh hari Selasa, 28 Januari 2020 menjelaskan, 17 keluarga Kristen Rohingya direlokasi ke kamp transit Badan PBB untuk urusan pengungsi, UNHCR.

"Keluarga Kristen Rohingya telah dibawa ke kamp transit UNHCR," kata Mahbub Alam Talukder, Komisioner Pemulihan dan Repatriasi Pengungsi kepada BenarNews, Selasa.

Talukder menjelaskan, para pengungsi itu diberi tempat tinggal sementara di kamp transit UNHCR demi keamanan mereka dan akan dikembalikan ke rumah sementara mereka di kamp pengungsi Kutupalong jika situasi tegang reda.

"Jika menurut kami mereka dapat hidup di kamp tanpa bahaya, mereka akan kembali ke kamp lama. Jika mereka merasa tidak aman di kamp lama, mereka akan ditempatkan di kamp lain," ujar Talukder.

Saiful Islam Peter, seorang etnis Kristen Rohingya yang menjadi korban dalam serangan itu menjelaskan, para penyerang telah menghancurkan rumah para korban dan mencuri kartu ransum makanan mereka, komputer, dan dokumen.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kelompok teroris ARSA menghancurkan rumah kami dan gereja. Mereka bersenjata dan mereka menjarag semua barang-barang rumah kami," ujarnya.

Saifu menjelaskan, dari 25 keluarga yang tinggal di komunitas Kristen, 17 keluarga telah ditempatkan di kamp transit UNHCR.

Juru bicara UNHCR di Dhaka, Mostafa Mohammad Sazzad Hossain menolak memberikan tanggapan atas relokasi pengungsi di kamp transit dengan alasan isu itu sensitif.

Selim Adnan, seorang Kristen Rohingya lainnya menjelaskan, serangan itu melukai sedikitnya 8 pengungsi Kristen.

"Kami telah menginformasikan kepada polisi, tapi mereka tidak mengambil tindakan," kata Adnan.

Namun pernyataan Adnan dibantah polisi yang bertugas di markas polisi Ukhia, di mana kamp Kutupalong berlokasi.

"Tak seorangpun yang melaporkan kasus mengenai serangan ke orang-orang Kristen. Jadi, kami belum menangkap siapapun," kata Mohammad Abul Mansur, polisi di Ukhia.

Bangladesh secara resmi membantah kehadiran pemberontak Rohingya di kamp-kamp pengungsi, namun sejumlah sumber di pemerintahan dan kepolisian secara pribadi mengaku menangkap sejumlah pemberontak dalam beberapa bulan terakhir.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

1 hari lalu

Ilustrasi gelombang panas ekstrem.[Khaleej Times/REUTERS]
Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

Perubahan iklim telah berkontribusi pada gelombang panas yang semakin sering, semakin buruk dan semakin panjang selama musim panas di Bangladesh.


Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

8 hari lalu

Pengungsi Rohingya menempati penampungan sementara di llanta pasar gedung Balee Meuseuraya Aceh (BMA), Banda Aceh, Senin, 18 Desember 2023. Polresta Banda Aceh menetapkan salah seorang imigran Rohingya Muhammad Amin (35) sebagai tersangka yang menyeludupkan 136 orang pengungsi Rohingya penghuni kamp penampungan Coxs Bazar Bangladesh ke Desa Lamreh, Kabupaten Aceh Besar yang saat ini menempati lantai dasar gedung BMA. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan


Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

31 hari lalu

Duta Besar RI untuk Federasi Rusia, Jose Tavares. ANTARA/HO-KBRI Moskow.
Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia


Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

40 hari lalu

Dua orang anak bermain di lokasi  kapal mengangkut imigran etnis Rohingya yang mendarat di pantai desa  Ie Meule, kecamatan Suka Jaya, Pulau Sabang, Aceh, Sabtu 2 Desember 2023.  Sebanyak 139 imigran etnis Rohingya terdiri dari laki laki,  perempuan dewasa dan anak anak menumpang kapal kayu kembali mendarat di Pulau Sabang, sehingga total jumlah imigran di Aceh tercatat  sebanyak 1.223 orang. ANTARA FOTO/Ampelsa
Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka


Cerita Umar WNA Bangladesh 24 Tahun Menunggu Dideportasi: Tak Mau Pulang, Ingin Jadi WNI

52 hari lalu

Suasana pemeriksaan kesehatan deteni atau tahanan WNA di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Jakarta di Cengkareng, Jakarta Barat. Foto: TEMPO/ JONIANSYAH HARDJONO
Cerita Umar WNA Bangladesh 24 Tahun Menunggu Dideportasi: Tak Mau Pulang, Ingin Jadi WNI

Umar Syarif, 56 tahun, sudah 24 tahun berada di Rumah Detensi Imigrasi Jakarta. WNA asal Bangladesh ini sudah betah dan tak ingin pulang


Tujuh Kecelakaan Industri Terbesar di Bangladesh, Apa Sebabnya?

59 hari lalu

Petugas pemadam kebakaran menyemprotkan air untuk memadamkan api yang terjadi di gedung bertingkat di Dhaka, Bangladesh, 29 Februari 2024. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
Tujuh Kecelakaan Industri Terbesar di Bangladesh, Apa Sebabnya?

Sedikitnya 46 orang tewas dan 22 lainnya luka parah di ibu kota Bangladesh, Dhaka, setelah kebakaran besar terjadi di sebuah restoran.


Kebakaran Melanda Gedung Bertingkat Enam di Bangladesh, 46 Orang Tewas

59 hari lalu

Ilustrasi kebakaran. ANTARA
Kebakaran Melanda Gedung Bertingkat Enam di Bangladesh, 46 Orang Tewas

Kebakaran hebat melanda sebuah restoran di gedung berlantai 6 di Bangladesh. Banyak korban tewas.


Berkas Perkara 3 WNA yang Selundupkan Pengungsi Rohingya ke Aceh Sudah P21, Kejari Susun Dakwaan

17 Februari 2024

Tiga tersangka tindak pidana penyelundupan imigran Rohingya di Kantor Kejari Aceh Besar di Aceh Besar. ANTARA/HO-Kejari Aceh Besar
Berkas Perkara 3 WNA yang Selundupkan Pengungsi Rohingya ke Aceh Sudah P21, Kejari Susun Dakwaan

Setiap pengungsi Rohingya diharuskan membayar 100 ribu taka atau setara Rp 15,7 juta kepada 3 tersangka untuk pergi ke Indonesia.


14 Polisi Perbatasan Myanmar Kabur ke Bangladesh, Ada Apa?

5 Februari 2024

Fotografer membantu pengungsi Rohingya untuk keluar dari Sungai Nad saat mereka melintasi perbatasan Myanmar-Bangladesh di Palong Khali, dekat Cox's Bazar, Bangladesh, 1 November 2017. Ratusan ribu warga Rohingya mengungsi dari negara bagian Rakhine untuk menghindari kekerasan. REUTERS/Hannah McKay
14 Polisi Perbatasan Myanmar Kabur ke Bangladesh, Ada Apa?

Sebanyak 14 anggota polisi penjaga perbatasan Myanmar melarikan diri ke Bangladesh akibat meningkatnya bentrokan dengan Tentara Arakan


Bangladesh Deteksi Sub-Varian Baru Covid-19, Tidak Mematikan tapi Cepat Menular

19 Januari 2024

Ilustrasi Covid-19.
Bangladesh Deteksi Sub-Varian Baru Covid-19, Tidak Mematikan tapi Cepat Menular

Bangladesh mendeteksi sub-varian baru Covid-19, JN.1, yang disebut sebagai strain omicron "varian menarik" oleh WHO