TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Perhimpunan Pelajar Indonesia atau PPI Cina cabang Kota Wuhan pada 24 Januari 2020 menerbitkan keterangan tertulis yang menyatakan tidak ada WNI di Kota tersebut yang terjangkit virus corona. Total per Januari 2020, ada 93 WNI di Kota Wuhan, Cina.
“Semua mahasiswa rata-rata tinggal di asrama dan selalu dalam pantauan kampus. Hampir seluruh kampus di Wuhan melakukan tindakan pencegahan dengan memberikan masker, sabun cair dan thermometer gratis kepada tiap mahasiswa,” demikian tulis PPI cabang Wuhan.
PPI Cina di Wuhan meyakinkan berkoordinasi dengan KBRI Beijing, Direktorat Perlindungan WNI dan BHI dan telah bergabung dengan group wechat untuk mempermudah komunikasi dan konsultasi.
WNI di Wuhan dimonitor oleh KBRI Beijing tiap saat, KBRI pun meminta agar tidak panik walau pun akses transportasi di tutup sementara baik kereta, pesawat, bus dari Wuhan maupun menuju Wuhan untuk mengurangi resiko penyebaran Virus Corona.
Senada dengan keterangan PPI Cina cabang Wuhan, Duta Besar Indonesia untuk Cina Djauhari Oratmangun pun memastikan rutin berkomunikasi dengan para mahasiswa Indonesia di Kota Wuhan. Namun dia enggan berkomentar saat ditanya kemungkinan melakukan evakuasi terhadap WNI di Kota Wuhan.
KBRI Beijing menghimbau bagi seluruh masyarakat yang berada di Wuhan atau sedang melakukan perjalanan ke Wuhan agar selalu memperhatikan kondisi kesehatannya dan segera berkonsultasi medis apabila merasa tidak sehat dan menunjukkan gejala-gejala demam, batuk dan sulit bernafas.
Pada Sabtu, 25 Januari 2020, Presiden Cina, Xi Jinping, mengatakan negaranya menghadapi ancaman serius menyusul merebaknya penyebaran virus corona, yang telah menelan korban jiwa 41 orang. Xi menggelar pertemuan politbiro untuk membahas langkah penanganan virus Corona yang menyebar di Kota Wuhan.
Virus ini menyebabkan korbannya menderita penyakit saluran pernapasan pneumonia. Sekitar 1.300 orang di berbagai negara terinfeksi virus ini dengan jumlah terbesar berada di Cina.