TEMPO.CO, Jakarta - Ryan Pourjam, remaja 13 tahun, menjadi sorotan luas saat menyampaikan pidato mengenang sosok ayahnya, Mansour Pourjam, yang meninggal dalam jatuhnya pesawat Ukraine International Airlines PS 752 8 Januari 2020. Ryan menggambarkan ayahnya sebagai orang tanpa jejak negatif dalam setiap ucapan dan perbuatannya.
Dikutip dari ndtv.com, pidato Ryan soal sosok ayahnya disampaikan dalam sebuah acara pemakaman di Univesitas Carleton di Ottawa, Kanada pada Rabu, 15 Januari 2020 atau persisnya sepekan setelah Mansour kehilangan nyawanya saat Iran secara tak sengaja menembak burung besi itu dengan rudal.
Serangan rudal tentara Iran itu, menewaskan 176 penumpang dan awak pesawat. Setidaknya, 57 penumpang adalah warga negara Kanada, yang sebagian besar keturunan Iran.
While so many of us struggle to find the words to express our sadness over the many lives lost in last week's horrific plane crash, 13-year-old Ryan — who lost his beloved father, Mansour — shows unbelievable poise in the face of extreme tragedy. We can all learn from Ryan. pic.twitter.com/L5fePoKiKN
— Catherine McKenna (@cathmckenna) January 16, 2020
“Saya tidak bisa ingat momen 13 tahun dalam hidup saya tanpa ayah. Dia tidak punya jejak negatif, baik dalam ucapan atau pun perbuatan. Saya tidak mau mengatakan hal-hal yang jelek karena saya tahu kalau ayah saya masih hidup dan jika seseorang meninggal dalam kecelakaan, ayah pasti bicara di podium ini dan dia tidak akan mengatakan hal-hal yang buruk pula,” kata Ryan dalam suara yang parau menahan tangis.
Ryan menutup pidatonya dengan mengucapkan terima kasih kepada hadirin yang datang ke acara pemakaman ayahnya. Pidatonya disambut tepuk tangan gemuruh. Pidato itu diunggah ke Twitter dan ditonton sampai puluhan ribu kali. Banyak yang memuji kedewasaan Ryan.
Mansour Pourjam, 53 tahun, ayah Ryan, bekerja di sebuah klinik gigi di Kota Ottawa, Kanada. Dia tumbuh besar di Ibu Kota Teheran dan pindah ke Kanada ketika masuk ke Universitas Carleton. Lebih dari 200 orang menghadiri upacara pemakamannya yang juga memakamkan korban lain dalam kecelakaan pesawat itu, yakni Fareed Arasteh.