Juni lalu, seorang perempuan New Jersey mengaku bersalah karena membantu menyelundupkan lebih dari 20.000 bagian pesawat yang dibatasi oleh ekspor dari Amerika Serikat ke Iran. Mahan Air adalah salah satu penerima pengiriman ilegal, yang bernilai lebih dari US$ 2 juta atau Rp 28 miliar.
Jaksa penuntut AS mengatakan perempuan yang bernama Joyce Eliabachus, beroperasi di luar rumahnya yang sederhana di pinggiran kota. Dia mengemas dan mengirim suku cadangnya ke perusahaan luar negeri yang tampaknya legal di Uni Emirat Arab dan Turki. Sebuah jaringan konspirator Iran kemudian meneruskannya ke pembeli sebenarnya di Iran. Uang untuk pembelian mengalir dari Iran melalui Turki ke Amerika Serikat, disamarkan dalam jaringan kompleks perusahaan fiktif dan rekening bank palsu yang dirancang untuk membingungkan penyelidik dan menyembunyikan identitas sebenarnya dari pengguna akhir.
Transaksi yang berputar-putar ini jelas membuat barang-barang jauh lebih mahal dari biasanya, dan suku cadang pesawat bermerek yang dibeli di pasar gelap bisa berharga berkali lipat dari harga jual normal.
"Sederhana. Jika ini berharga US$ 10.000 (Rp 140 juta), saya harus membayar US$ 70.000 (Rp 980 juta)...Setelah puluhan tahun melakukan ini, Anda melihat banyak. Semua orang mengambil bagian mereka. Ini bisnis kotor," kata seorang pejabat maskapai penerbangan Iran kepada Reuters pada 2016.
Satu lagi fasilitator asing Mahan Air, seorang warga negara Turki bernama Gülnihal Yegane, pertama kali muncul dalam pengawasan penegak hukum pada tahun 2013.
Pada saat itu, Rahim Bazdar, seorang Iran yang terhubung dengan Pasukan Quds, berada di bawah pengawasan oleh penyelidik Turki. Selama penyadapan telepon Bazdar, mereka dilaporkan mendengar Yegane mengeluh kepadanya bahwa ia belum dibayar setelah membeli bagian-bagian pesawat buatan AS yang dikendalikan ekspor atas nama Mahan Air. Yegane mendapat sanksi pada 2018 oleh Departemen Keuangan AS karena mengoperasikan banyak bisnis yang membeli, dan atau menerima bagian penerbangan dari vendor asing, termasuk barang-barang yang dikendalikan ekspor, AS, yang kemudian meneruskan bagian-bagian itu ke Mahan Air.
Kasus terbaru yang melibatkan Mahan Air dan pemasok Indonesia, kata Leighton, hanya segelintir lapisan puncak gunung es ketika menyangkut kegiatan ilegal Iran di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia, Singapura dan Thailand.
"Ini akan menjadi area yang layak untuk eksplorasi lebih lanjut untuk layanan intelijen dan jurnalis. Tapi ingat, Iran sering bermain mengalah untuk menang," katanya.
Tahun lalu Amerika Serikat menjatuhkan sanksi terhadap banyak entitas yang terkait dengan Mahan Air, termasuk agen penjualan luar negeri dan perusahaan cabang yang digunakan untuk mendapatkan suku cadang pesawat.
Awal bulan ini, Kantor Pengendalian Aset Asing Departemen Keuangan AS memberikan sanksi pada tiga agen penjualan Mahan Air yang beroperasi di Uni Emirat Arab dan Hong Kong. Italia, Prancis, dan Jerman telah melarang penerbangan Mahan Air mendarat di negara mereka, yang dilaporkan karena tekanan dari pemerintah AS atas sanksi Iran.