TEMPO.CO, Jakarta - Jaksa Penuntut menghentikan investigasi dugaan perkosaan yang dilakukan oleh Julian Assange, pendiri WikiLeaks. Keputusan Jaksa Penuntut itu mengakhiri kasus yang hampir satu dekade bergulir hingga membuat Assange bersembunyi di kantor Kedutaan Besar Equador di London, Inggris.
Keputusan Jaksa Penuntut ini bisa diajukan banding. Pengacara korban menyatakan kliennya sedang menimbang-nimbang apakah akan banding atau tidak.
WikiLeaks adalah media massa internasional yang mengungkapkan dokumen-dokumen rahasia negara dan perusahaan kepada publik melalui situsnya. Assange sebagai pendiri WikiLeaks telah berusaha menghindari penjara atas kasus ini di Inggris untuk menghindari ekstradisi dan meminta suaka ke Kedutaan Equador pada 2012. Namun pada April 2019, dia dijemput paksa dari tempat perlindungannya dan saat ini berada di dalam penjara. Assange sedang berusaha melawan ekstradisi ke Amerika Serikat atas tuduhan meretas komputer dan melakukan mata-mata.
Julian Assange bermain dengan kucingnya.[The Verge]
Saat Assange berada di bawah perlindungan Kedutaan Besar Equador di London, Inggris, investigasi dugaan perkosaan olehnya dijalankan pada 2010. Namun hanya satu dari beberapa perempuan yang mengajukan gugatan hukum.
Wakil Jaksa Penuntut, Eva-Marie Persson telah membuka kembali kasus ini setelah Assange meninggalkan kantor Kedutaan Equador, namun pada Selasa, 19 November 2019, Persson menyatakan tidak ada cukup bukti untuk menjatuhkan dakwaan pada Assange.
“Setelah melakukan sebuah penilaian yang komprehensif pada apa yang mendorong dilakukan investigasi, saya menilai bahwa bukti-bukti tidak cukup kuat untuk membentuk dasar tuntutan. Sembilan tahun berlalu, waktu telah memainkan peran dalam putusan ini,” kata Persson, seperti dikutip dari reuters.com.
Assange, 48 tahun, adalah warga negara Australia. Dia berulang kali menyangkal tuduhan melakukan perkosaan dan menyebut tuduhan itu bagian dari rencana untuk menyudutkannya dan mengirimkannya ke Amerika Serikat.
Pengacara Assange di Swedia, Per Samuelson, mengatakan sejauh pengetahuan pihaknya pengacara Assange di Inggris belum bisa menghubungi kliennya di penjara untuk menyampaikan kabar melegakan baginya ini.
“Ini adalah akhir dari persekutuan sistem kehakiman Swedia. Assange tidak bahagia dengan caranya diperlakukan. Dia telah kehilangan kepercayaan pada sistem keadilan Swedia bertahun-tahun lalu,” kata Samuelson.