TEMPO.CO, Paris – Lima orang terasosiasi dengan pelaku penyerangan markas besar polisi Prancis telah ditangkap.
“Penangkapan terjadi pada Senin pagi di daerah Val d’Oise di wilayah pinggiran Paris,” begitu dilansir Reuters pada Senin, 14 Oktober 2019.
Penangkapan ini terkait dengan kasus penyerangan menggunakan pisau oleh Mickael Harpon, 45 tahun, yang merupakan seorang spesialis teknologi informasi pada 3 Oktober 2019.
Serangan teror itu menewaskan tiga orang polisi dan satu pegawai administrasi. Harpon, yang terdaftar sebagai tuna rungu, tewas setelah ditembak seorang polisi yang bertugas di luar gedung mabes polisi Prancis.
Harpon terlahir di Kepulauan Martinique dan telah bekerja di kantor polisi selama beberapa tahun. Dia menjadi mualaf sekitar sepuluh tahun lalu.
Pada pekan lalu, tiga orang sumber di kepolisian Prancis mengatakan polisi membuka kembali investigasi internal terkait dugaan seorang pejabat polisi senior yang bersimpati terhadap kelompok radikal Islam pasca serangan tadi.
Menurut istri Harpon, secara terpisah, suaminya mengaku mendengar suara-suara sehingga terbangun mendadak pada malam sebelum peristiwa serangan. Polisi meminta keterangan istri Harpon, yang juga seorang tuna rungu seperti dilansir Standard.
Pasangan suami istri ini terdaftar di Prancis sebagai tuna rungu dan memiliki dua orang anak berusia sembilan dan tiga tahun. Ilham, istri pelaku, berkomunikasi dengan polisi menggunakan bahasa isyarat.