TEMPO.CO, Washington – Pemerintah Amerika Serikat dan Cina menyepakati kesepakatan dagang tahap pertama untuk mengakhiri perang dagang, yang telah berlangsung sekitar lima belas bulan.
Presiden AS, Donald Trump, mengatakan bakal menghentikan rencana kenaikan tarif impor atas barang dari Cina, yang rencananya akan diberlakukan pada pekan depan.
Baca Juga:
Sejumlah pejabat mengatakan kesepakatan awal kedua negara ini bakal dituangkan dalam dokumen, yang bakal ditandatangani kedua pihak.
Kesepakatan awal ini mencakup agrikultur, mata uang, dan hak kekayaan intelektual. Ini mewakili langkah terbesar untuk mencapai resolusi mengakhiri perang tarif antara dua ekonomi terbesar dunia.
Perang dagang ini telah berdampak pada pasar keuangan dan melambatkan pertumbuhan ekonomi global.
“Kami tidak akan menandatangani kesepakatan kecuali kami dapat mengatakan kepada Presiden bahwa ini tertulis di dalam dokumen,” kata Steven Mnuchin, menteri Keuangan, saat delegasi dari kedua negara berada di Gedung Putih bersama Trump, seperti dilansir Channel News Asia dengan mengutip Reuters pada Jumat, 11 Oktober 2019.
Trump mengatakan kedua negara sudah sangat dekat untuk mengakhiri sengketa dagang. Wakil PM Cina, Liu He, duduk di seberang meja saat Trump mengatakan ini.
“Ada banyak friksi antara AS dan Cina dan sekarang ini menjadi festival cina. Itu hal baik,” kata Trump.
Trump menerima delegasi Cina setelah berlangsungnya negosiasi dua hari secara intensif.
Menurut Mnuchin, Trump telah menyepakati untuk tidak melanjutkan kenaikan tarif sebanyak 30 persen dari sebelumnya 25 persen untuk sekitar US$250 miliar atau sekitar Rp3.500 triliun produk asal Cina. Awalnya, kenaikan tarif ini bakal berlangsung pada Selasa pekan depan.
Menurut Perwakilan Dagang AS, Robert Lighthizer, Trump belum memutuskan soal kenaikan tarif yang bakal diterapkan pada Desember untuk impor barang dari Cina.