TEMPO.CO, Jakarta - Putra mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman mengatakan kesiapan negaranya untuk membalas agresi teroris milisi Houti yang menyerang dua fasilitas minyak terbesar Arab Saudi, Aramco, dengan drone kemarin.
MBS, begitu putra mahkota ini disapa, menjelaskan kesiapan dan kemampuan Arab Saudi menghadapi Houthi saat menerima telepon dari Presiden AS Donald Trump.
"Kerajaan ingin dan mampu menghadapi agresi teroris," kata MBS seperti dikutip dari SPA dan Al Jazeera, 14 September 2019.
Trump dalam percakapan telepon dengan MBS mengutuk serangan drone Houthi dan siap membantu Arab Saudi.
Di tempat terpisah, Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salmana mengatakan serangan drone ke instalansi Saudi Aramco mengganggu pasokan sekitar 57 juta barel minyak dan mengancam perekonomian dunia.
Menurut Abdulaziz, serangan drone ke kedua fasilitas produksi minyak Aramco di Abqaiq dan Khurais telah mengganggu sekitar 50 persen produksi.
"Serangan ini tidak hanya mentarget instalasi vital kerajaan, tapi juga suplai minyak dunia dan mengancam keamanannya, dan ancaman pada perekonomian dunia," kata Abdulaziz seperti dilaporkan Arab News, 15 September 2019.
Menurut Menteri Abdulaziz, serangan drone Houthi juga mengganggu produksi 2 miliar kubik gas perharinya.
Milisi Houthi yang didukung Iran mengklaim bertanggung jawab atas serangan drone Houthi ke 2 instalansi minyak terbesar milik Aramco. Sebanyak 10 drone dikerahkan dalam serangan itu.