TEMPO.CO, Tokyo – Rezim Kim Jong Un di Korea Utara menembakkan dua rudal balistik jarak pendek ke arah laut yang terletak di lepas pantai timur pada Sabtu, 24 Agustus 2019.
Militer Korea Selatan mengatakan ini merupakan serangkaian peluncuran rudal balistik jarak pendek yang dilakukan rezim Kim Jong Un sejak Juli 2019.
“Ini merupakan peluncuran ke tujuh sejak pertemuan Presiden Amerika Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di perbatasan kedua negara pada Juni,” begitu dilansir Reuters pada Sabtu, 24 Juni 2019.
Peluncuran rudal ini semakin memperumit upaya pembicaraan negosiasi kedua negara untuk denuklirisasi di Semenanjung Korea.
Saat pertemuan Juni 2019, Trump dan Kim bersepakat untuk melanjutkan negosiasi damai pada tingkat kerja. Namun, pembicaraan di level kerja ini belum juga terlaksana.
Utusan AS untuk Korea Utara, Stephen Biegun, berada di Seoul pada pekan ini untuk mengupayakan pembicaraan lanjutan dengan Korea Utara.
“Kami bersiap untuk melakukan pembicaraan begitu mendengar dari mitra kami di Korea Utara,” Biegun.
Upaya untuk menggelar pembicaraan kedua negara menjadi sulit setelah Korea Utara dan AS terlibat perbedaan pendapat soal latihan militer besar-besaran dengan simulasi komputer AS dan Korea Selatan.
Korea Utara juga memprotes penjualan senjata supercanggih jet tempur F-35 siluman. Baru-baru ini, rezim Kim Jong Un juga memprotes uji coba peluncuran rudal balistik jarak pendek oleh Pentagon, yang menyasar target 500 kilometer dan menyebutnya sebagai ancaman serta hambatan dialog.
Pada Jumat, menteri Luar Negeri Korea Utara bahkan menyebut Menlu AS, Mike Pompeo, sebagai masalah besar yang menghambat pembicaraan damai kedua negara.