TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada Kamis, 15 Agustus 2019, mendesak Jepang agar berkontemplasi atas tindakan yang telah dilakukan para era perang dunia II. Pihaknya juga menawarkan dialog untuk memperbaiki hubungan kedua negara.
Korea Selatan merupakan salah satu negara bekas jajahan Jepang pada perang dunia II. Jepang telah berjanji tidak akan mengulang kengerian dalam perang dunia tersebut.
"Kami berharap Jepang akan memainkan sebuah peran utama dalam memfasilitasi perdamaian dan kemakmuran di Asia Timur dan pada saat yang sama merenungkan tindakannya di masa lalu yang telah membawa kerugian pada negara-negara tetangganya. Lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali. Jika Jepang memilih jalan dialog dan kerja sama kami akan dengan senang hati bergandengan tangan," kata Presiden Moon, seperti di kutip dari reuters.com, Kamis, 15 Agustus 2019.
Perwakilan tingkat kerja Jepang (kiri) dan Korea Selatan bertemu membahas soal pembatasan ekspor bahan baku semikonduktor. Reuters
Hubungan bilateral Jepang dan Korea Selatan saat ini sedang diselimuti ketegangan sejak keduanya menormalisasi hubungan pada 1965. Isu kerja paksa yang dilakukan Jepang pada masyarakat Korea Selatan pada era perang dunia II telah membuat keduanya saling berargumen dan berdampak pada hubungan dagang.
Tokyo mengatakan keamanan telah menjadi alasan pihaknya memperketat kontrol ekspor ke Korea Selatan, bukan karena perseteruan kerja paksa pada zaman perang. Rencananya pada pekan ini di kota Guam delegasi pemerintah Jepang akan melakukan pertemuan dengan wakil menteri luar negeri Korea Selatan untuk mendiskusikan masalah ini.