TEMPO.CO, Queensland – Ketegangan antara mahasiswa pendukung Hong Kong dan pemerintah Cina terjadi di kampus Universitas Queensland di Australia pada Rabu, 24 Juli 2019.
Ini terjadi di Brisbane dengan kedua kelompok berhadapan dan saling beraksi. Mahasiswa pro Hong Kong meneriakkan yel-yel ‘Free Hong Kong’ dan demokrasi. Sedangkan mahasiswa pro pemerintah Cina menyanyikan lagu berbahasa Cina.
“Sekelompok mahasiswa Cina membuat situasi mengalami eskalasi. Mereka menggunakan loudspeaker dan memutar lagu nasional Cina serta lagu propaganda Partai Komunis Cina,” kata Nilsson Jones, seorang jurnalis mahasiswa seperti dilansir News pada Kamis, 25 Juli 2019.
Rekaman video yang beredar di sosial media Twitter menunjukkan kedua kelompok pemrotes saling melakukan serangan verbal. Dua orang terlihat saling melontarkan pukulan saat polisi di kampus berupaya menenangkan kedua kelompok massa.
Per Desember 2018, ada sekitar 200 ribu mahasiswa Cina belajar di Australia. Jumlah ini mencapai sekitar 30 persen dari total jumlah mahasiswa internasional di negeri kangguru itu.
Pada 2018, pemerintah Australia dan parlemen menyepakati pengesahan undang-undang anti-intervensi asing, yang ditujukan untuk memutus campur tangan Beijing terhadap pemerintah Australia, media, dan universitas.
Polisi Queensland tiba di dalam kampus Universitas Queensland pada sekitar pukul 4:15 pm. Polisi tidak menangkap seorangpun dalam aksi itu. Manajemen kampus mengatakan meminta kehadiran polisi untuk menjaga keamanan terkait protes yang digelar mahasiswa.
“Salah satu peran universitas adalah mendukung kebebasan berpendapat yang terbuka, saling menghormati, dan sesuai hukum termasuk debat mengenai ide yang mungkin kita tidak dukung atau setuju,” kata dia.
Juru bicara Kemenlu Cina, Hua Chunying, mengatakan dia mengaku tidak tahu menahu adanya insiden antara kedua kelompok massa ini.
Brisbane Times melansir aksi unjuk rasa akan kembali digelar pada Rabu pekan ini. Sekitar 500 orang mahasiswa akan memprotes kesepakatan yang dinilai tertutup antara pihak kampus dengan lembaga yang didanai pemerintah Cina yaitu Hanban. Lembaga ini mengelola pendirian dan kurikulum Confucius Institute di sejumlah kampus di Australia.
Hubungan Hong Kong dan Cina, seperti dilansir Aljazeera, melemah setelah terjadinya penolakan besar-besaran amandemen legislasi undang-undang ekstradisi. Warga Hong Kong merasa khawatir mereka kaan diekstradisi ke Cina jika dianggap melanggar hukum di sana.