TEMPO.CO, Meksiko City – Presiden Meksiko, Manuel Lopez Obrador, mengatakan dia tidak berpikir bakal terjadi tindak kekerasan pasca vonis seumur hidup gembong narkoba Joaquin El Chapo Guzman di Amerika Serikat pada Rabu, 17 Juli 2019.
Guzman bakal menghabiskan sisa hidupnya di dalam penjara di Amerika Serikat setelah hakim menjatuhkan hukuman seumur hidup plus 30 tahun. Panel juri menyatakan El Chapo bersalah pada Februari 2019 setelah persidangan selama 11 pekan.
“Kami akan terus menciptakan masyarakat yang lebih baik, didukung oleh nilai-nilai, dan tidak berdasarkan pengumpulan harta kekayaan, uang atau kemewahan,” kata Lopez Obrador seperti dilansir Reuters pada Kamis, 18 Juli 2019.
Guzman dicokok lalu diekstradisi ke AS pada 2018 setelah sempat tertangkap dua kali dan kabur dari penjara Meksiko. Dia kabur pertama kali menggunakan kereta cucian baju dan kedua lewat sebuah terowongan sepanjang 1.5 kilometer yang terkoneksi ke ruang penjaranya.
Lopez Obrador juga mengatakan kondisi tempat tahanan El Chapo terlihat tidak manusiawi di penjara AS.
“Hukuman seumur hidup di sebuah penjara yang keras dan tidak manusiawi membuat hidup tidak lagi layak dijalani,” kata Lopez Obrador dalam jumpa pers rutin seperti dilansir Reuters.
Polisi Meksiko telah membuat satu unit polisi militer untuk menurunkan tingkat tindak kekerasan yang menyebar setelah terjadi pertempuran antara kelompok narkoba dalam memperebutkan wilayah.
Tindak kekerasan 2018 menelan korban jiwa 33 ribu jiwa. Angka ini terus naik sejak Obrador berkuasa pada Desember 2018.
Dalam jajak pendapat yang digelar media Reforma dari Meksiko dan didukung Washington Post, sebanyak 52 persen orang menilai upaya Lopez Obrador menangani tindak kejahatan kurang. Sedangkan 55 persen orang lainnya mengatakan dia gagal melakukan tugasnya sebagai Presiden dalam menekan angka kejahatan.