TEMPO.CO, Washington – Pemerintah Amerika Serikat bersikap waspada terhadap peningkatan penggunaan drone militer oleh Iran dan sekutunya.
Drone militer canggih ini digunakan untuk pemantauan pasukan dan melakukan serangan militer di kawasan Timur Tengah.
Militer AS meyakini milisi terkait Iran di Irak meningkatkan penggunaan drone untuk mengintai pasukan AS dan pangkalan militer di sana dengan menggunakan drone komersil.
“Kami melihat peningkatan aktivitas drone di dekat pangkalan militer kami di Irak,” kata seorang pejabat AS seperti dilansir Reuters pada Rabu, 17 Juli 2019.
Pejabat yang tidak diungkap identitasnya ini mengatakan semakin banyak pesawat drone komersil terbang di sekitar pangkalan militer AS di Irak.
Milisi Irak yang didukung Iran mulai menggunakan berbagai jenis drone pada 2014 dan 2015 saat pertempuran melawan pasukan teroris ISIS.
Sumber di kalangan pejabat keamanan Irak dan milisi mengatakan milisi terkait Iran mendapat pelatihan militer penggunaan drone dari anggota pasukan Garda Revolusi Iran dan pasukan Hizbullah, yang juga didukung Iran.
Drone RQ-4 Global Hawk milik AS.[Sky News]
“Kelompok milisi kunci memiliki kemampuan meluncurkan serangan udara menggunakan drone. Apakah mereka akan menarget kepentingan AS? Itu belum terjadi saat ini. Mereka menggunakan roket Katyusha dan mortar dalam serangan terbatas terhadap kepentingan AS di Irak,” kata seorang pejabat keamanan Irak.
Pejabat ini mengatakan,”Ada kemungkinan penggunaan drone yang ditempeli bom menjadi sangat mungkin jika terjadi situasi memburuk antara Teheran dan Washington,” kata dia.
Militer Iran pernah mengunggah video yang juga ditayangkan televisi negara itu.
Video menayangkan 50 drone canggih bekerja sama menyerbu dan mengebom sebuah gedung di sebuah pulau di kawasan Teluk.
“Tayangan ini untuk menunjukkan kemampuan domestik Iran mengembangkan program drone militer, yang telah dilakukan selama beberapa tahun,” begitu dilansir Reuters.
Ada spekulasi Iran mengembangkan teknologi drone menggunakan drone canggih AS yaitu RQ-170 yang jatuh di Iran bagian timur pada 2011.
“Mereka (Iran) telah membuat sejumlah pesawat terbang yang terlihat semakin canggih dalam kemampuan membawa senjata terpandu dan melakukan misi pengintaian jarak jauh,” kata Jeremy Binnie, penulis Jane’s Defense Weekly untuk kawasan Timur Tengah.