TEMPO.CO, Jakarta - Pangeran William dalam kunjungannya ke Selandia Baru memperingatkan orang-orang dengan ideologi ekstrimis harus dikalahkan. Pernyataan Pangaran William itu, disampaikan saat berada di Masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru, Jumat, 26 April 2019.
“Apa yang terjadi di sini (penembakan) di penuhi oleh ideologi menyesatkan. Ekstrimisme dalam segala bentuk harus dikalahkan,” kata Pangeran William, seperti dikutip dari globalnews.ca, Jumat, 26 April 2019.
Kunjungan Pangeran William ke Masjid Al Noor dihadiri oleh Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, ulama dan tokoh masyarakat setempat. Masjid Al Noor menjadi satu dari dua masjid yang menjadi sasaran penembakan massal pada 15 Maret 2019 yang menewaskan 50 orang.
Baca: Pangeran William dan Kate Middleton Berduka untuk Sri Lanka
Pangeran William saat mengunjungi Masjid Al Noor di Christchurch, Selandia Baru, Jumat, 26 April 2019. Dalam kunjungan tersebut, suami Kate Middleton itu sempat menemui keluarga korban teror penembakan. REUTERS/Tracey Nearmy/Pool
Baca: Ini Mimpi Buruk jadi Orang Tua Menurut Pangeran William
Rencananya, Pangeran William berada di Selandia Baru selama dua hari. Kunjungan itu atas nama neneknya, Ratu Elizabeth II yang belum lama ini berulang tahun ke-93 dan untuk memenuhi undangan Perdana Menteri Ardern.
Kedatangan Pangeran William ke Masjid Al Noor dikawal dengan pengamanan ketat, termasuk sebuah helikopter yang berputar-putar di atas langit masjid itu. Pewaris kedua tahta Kerajaan Inggris itu, disambut oleh Perdana Menteri Ardern dan Imam Masjid Al Noor bernama Gamel Fouda.
Usai mengunjungi Masjid Al Noor, Pangeran William mendatangi Masjid Linwood. Di masjid itu, tujuh orang tewas dalam penembakan massal pada 15 Maret lalu.
“Pesan dari kejadian di Christchurch (penembakan) cukup jelas. Ideologi kebencian gagal memecah belah kita,” kata Pangeran William.
Imam Masjid Al Noor mengucapkan terima kasih kepada Pangeran William atas pidato yang disampaikannya itu. Founda menilai Pangeran William telah memperlihatkan sikap kalau kelompok minoritas tidak dikesampingkan.