TEMPO.CO, Houtong – Warga desa Houtong, Taiwan, menjadikan kucing sebagai ikon desa untuk mendatangkan turis serta bantuan pemerintah.
Baca:
Berbagai hal di desa ini terkait dengan kucing seperti jembatan dengan bentuk kucing, mangkok makanan kucing tersebar di pinggir jalan, tanda rambu lalu lintas dengan motif kucing hingga kafe dengan motif kucing.
“Kucing terlihat berkeliaran dimana-mana,” begitu dilansir CNN pada Senin, 1 April 2019.
Desa Houtong ini, di Kota New Taipei, sempat mengalami kemajuan pada era tambang batu bara pada 1900. Saat itu kota memiliki penduduk sebanyak 6000 orang termasukpekerja.
Baca:
Namun, desa ini terkena dampak setelah tambang itu tidak lagi berproduksi pada 1990. Kebanyakan penduduk berusia muda pergi ke kota mencari lapangan pekerjaan. Desa Houtong menjadi sepi dengan hanya seratus penduduk.
Situasi ini berubah pada 2010 saat seorang warga desa pecinta kucing yang juga seorang fotografer memulai blog mengenai kucing liar di desa ini.
Situs Lonelyplanet melansir pecinta kucing itu bernama Peggy Chien mulai mengunggah berbagi foto kucing liar di desa itu. “Fotonya mengundang pengunjung, relawan, dan lebih banyak kucing,” begitu dilansir situs perjalanan ini.
Tidak beberapa lama kemudian, desa ini berubah menjadi pusat pecinta kucing sehingga menimbulkan pemasukan bagi penduduk setempat.
Baca:
Warga lalu berinisiatif dengan membangun berbagai toko dan kafe bertema kucing. Pemerintah setempat lalu menggunakan perkembangan ini untuk mempromosikan Houtong dengan memperbaiki infrastruktur dan memperkenalkan sejarahnya yang panjang. Paa 2010, sebuah museum taman dibangun. Dan festival lampu bertema kucing digelar pada 2012. Sekarang desa ini memiliki satu juta pengunjung setiap tahunnya.