TEMPO.CO, Washington – Ancaman bom lewat email dikirimkan ke ratusan perusahaan, kantor pemerintah, dan sekolah di Amerika Serikat dan Kanada pada Kamis, 13 Desember 2018 waktu setempat.
Baca:
Pengirim ancaman bom, yang sedang dicari polisi, meminta tebusan dalam bentuk bitcoin senilai US$20 ribu atau sekitar Rp300 juta kepada para korbannya jika tidak ingin bom diledakkan.
“Selamat siang, ada bom di dalam gedung tempat perusahaan Anda berada. Bom itu dirangkai sesuai arahan saya. Bom itu berukuran kecil dan ditutup dengan sangat hati-hati. Bom itu tidak dapat merusak bangunan gedung tapi jika meledak bakal banyak orang terluka,” begitu bunyi salah satu ancaman bom, yang dikirimkan lewat email, dan dipublikasikan polisi di Wisconsin, AS, seperti dilansir Reuters pada Kamis, 13 Desember 2018 waktu setempat.
Baca:
Hingga berita ini diturunkan, polisi menilai ancaman bom massal ini tidak kredibel alias hoax atau penipuan.
Menurut polisi di Lincoln Country, salah satu email yang dikirim ke sebuah sekolah di St Louis memiliki alamat internet protocol di Kota Moskow.
Namun, sumber Reuters di jajaran pemerintah AS menilai temuan itu kurang meyakinkan. Para penyelidik federal meragukan orang Rusia atau pemerintah Rusia terlibat dalam pengiriman ancaman bom massal ini.
Baca:
Menurut penyelidik federal, alamat IP itu tidak otomatis berasal dari Rusia karean pelaku pengirim ancaman bom itu bisa saja telah menaruh jejak palsu elektronik untuk menutupi asal surat itu yang sebenarnya. Mereka meyakini pengiriman email ini bagian dari hoax digital berskala besar.
Ancaman yang muncul pada sekitar pukul dua siang pada Kamis kemarin itu terjadi secara massal. Enam jam pasca penyebaran email itu, polisi tidak menemukan ada bom yang meledak.
Tapi ancaman bom itu sempat menyebabkan pengosongan jalur kereta api bawah tanah Toronto, Kanada. dan sebuah kantor surat kabar di Raleigh, Carolina Utara. Sejumlah sekolah dan perusahaan juga tutup sebagai antisipasi.
Baca:
Menanggapi ancaman bom massal ini, polisi Kanada meminta publik untuk tidak menangapinya. “Tetap berhati-hati, dan waspada dan segera kontak petugas polisi di dekat Anda,” begitu pernyataan polisi Kanada RCMP di Twitter.
Ancaman email itu menyebar ke banyak kota di Kanada seperti Ottawa, Montreal, Edmonton, Calgary, Penticton, Vernon, Toronto, Kamloops, dan Winnipeg.
Polisi New York mengaku ikut memantau penyebaran email ancaman bom ini. “Ancaman ini juga dilaporkan terjadi di berbagai kota secara nasional dan tidak dianggap kredibel saat ini,” begitu pernyataan polisi New York.
Baca:
FBI meminta warga berhati-hati dan segera melaporkan semua aktivitas mencurigakan yang bisa membahayakan keselamatan publik.
Ancaman bom ini terdeteksi di Kota Sanf Fransisco, Penn State University, University of Washington, Illinois, dan Atlanta.