TEMPO.CO, Jakarta - Eks marinir veteran perang Afganistan menembak secara membabi buta ke arah bar yang dipenuhi mahasiswa di kota pinggiran yang tenang, sekitar 40 kilometer barat laut Los Angeles, California, Amerika Serikat, 12 orang tewas. Sedikitnya 21 orang terluka dan dibawa ke rumah sakit.
Peristiwa berdarah yang terjadi pada Rabu malam, 8 November 2018 menewaskan marinir berusia 28 tahun bernama Ian David Long.
Baca: Penembakan Massal di Bar California, 13 Orang Tewas
Penembakan ini juga menewaskan seorang polisi Ron Helus, 29 tahun yang bertugas di jalan raya yang hendak melumpuhkan pelaku penembakan.
Borderline Bar and Grill di kota kecil Thousand Oak sedang dipenuhi mahasiswa yang merayakan College Country Night. Lokasi bar ini berdekatan dengan Univeristas Lutheran California.
Mendadak eks marinir tahun 2008-2013 dengan bersenjata pistol Glock kaliber 45 dengan peluru berkapasitas penuh mengarahkan tembakan ke para mahasiswa pada jam 11.30 tengah malam waktu setempat.
Baca: Penembakan Massal di Amerika, 17 Siswa Sekolah Tewas
Polisi belum mengetahui pasti motif dari penembakan massal itu. Namun, polisi Geoff Dean mengatakan kemungkinan pelaku mengalami masalah kesehatan mental, yakni stress pasca traumatik.
"Jelas, ada masalah di dalam kepalanya yang membuatnya melakukan hal ini," kata Dean seperti dikutip dari Reuters, 8 November 2018.
Namun, Direktur Asisten FBI Los Angeles, Paul Delacourt mengatakan terlalu dini untuk berspekulasi tentang motif penembak. Hanya saja pihaknya menyakini Long sendirian melakukan penembakan ini.
Presiden Donald Trump memerintahkan berkabung secara nasional dengan mengibarkan bendera setengah tiang.
Long, eks marinir yang dulu bermarkas di Hawaii menikah di Honoluu tahun 2009. Ia lalu berpisah dengan istrinya pada 2011. Pernikahan keduanya bubar pada April 2013 di Ventura County, California. Tidak ada anak dari pernikahan Long dan tidak memiliki rumah.
Long keluar dari marinir tahun 2013 dan masuk kuliah di Universitas Negeri California, Northridega dengan mengambil porgram pelatihan atelitk dari 2013 ke 2016, namun dia tidak merampungkan kuliahnya. Eks marinir ini tinggal bersama ibunya hingga penembakan massal terjadi.