TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah kelompok HAM menyerukan kepada negara-negara Eropa agar menyediakan sebuah kapal bantuan yang bisa membantu menyelamatkan lebih dari 140 imigran. Seruan itu disampaikan setelah lima kapal kayu yang melewati para imigran tidak menawarkan bantuan, padahal para imigran itu sudah puluhan jam terapung-apung di laut.
Seperti yang dilansir dari The Irish Times pada 12 Agustus 2018, di bawah hukum maritim internasional, pemilik kapal memiliki kewajiban untuk menawarkan bantuan kepada mereka yang mengalami kesulitan di laut tanpa memperhatikan kewarganegaraan, status, atau kondisi di mana mereka ditemukan.
“Tampaknya prinsip untuk memberikan bantuan kepada orang-orang yang menderita di laut kini dipertaruhkan. Kapal mungkin mengabaikan mereka yang sedang kesulitan karena risiko tinggi terdampar dan menolak tempat aman,” kata Aloys Vimard, Koordinator Kelompok Dokter Lintas Batas.
Baca: Kapal Imigran Tamil Rusak di Perairan Lhoknga
Menurut Vimard, kebijakan yang dirancang untuk menghalangi orang mencapai Eropa dengan segala cara, hanya mengakibatkan lebih banyak penderitaan. Kebijakan ini pun memaksa mereka yang sudah tua rentan melakukan perjalanan yang lebih mengancam keselamatan.
Sebelumnya pada Jumat pagi, 10 Agustus 2018, Organisasi penyelamatan SOS Méditerranée dan Médicins Sans Frontières atau MSF yang mengoperasikan kapal Aquarius berhasil menemukan dan menyelamatkan dua puluh lima orang yang bepergian dengan perahu kayu kecil tanpa mesin. Mereka telah terapung-apung di laut selama hampir 35 jam sebelum akhirnya ditemukan.
Baca: Ada 4 Tersangka Karamnya Kapal Imigran Gelap
Sejumlah kelompok HAM total telah menolong 141 imigran dalam dua operasi berbeda di laut Libya pada akhir pekan lalu. Kapal Aquarius milik MSF beroperasi di Mediterania tengah sejak awal 2016 dan telah membantu lebih dari 29 ribu orang, yang diantaranya adalah imigran Afrika. Sampai musim panas ini mereka dibawa ke Italia tanpa insiden apa pun.
Namun, ketika pemerintah kerakyatan berkuasa di Roma pada Juni, pemerintah menutup pelabuhannya untuk semua kapal LSM. Pemerintah Italia pun menuduh mereka mendorong imigran ilegal dan membantu penyelundupan manusia.
REUTERS | IRISH TIMES | ALISHA ULFAH FIRDIANI