TEMPO.CO, Teheran – Komandan Korps Garda Revolusi Islam, Jenderal Yadollah Javani, mengatakan Iran akan menutup Selat Hormuz atau proyek energi di Laut Merah sebagai balasan atas ancaman Amerika Serikat untuk memblokir ekspor minyak Iran.
Baca:
Jenderal Iran Siap Tutup Selat Hormuz Sesuai Perintah Rouhani
Iran Bersumpah Melawan Rintangan AS Soal Ekspor Minyak
“Jika ada yang ingin mengancam kepentingan Republik Islam Iran maka Iran akan mengancam balik kepentingan mereka dengan kemampuan yang dimilikinya,” kata Yadollah yang mengepalai urusan Politik di Korps Garda Revolusi Islam atau IRGC seperti dilansir Tasnim News, Sabtu, 28 Juli 2018.
Yadollah mengecam intervensi asing dan aktivitas oleh kelompok dukungan asing dan lintas negara sebagai akar dari gangguan instabilitas di kawasan Timur Tengah.
Yadollah mengatakan Iran memiliki posisi strategis dalam menjaga keamanan di perairan Teluk Persia dan Selat Hormuz, yang penting bagi wilayah sekitarnya.
Baca:
Serangan Houthi, Arab Saudi Tunda Ekspor Minyak Lewat Laut Merah
Menhan Amerika Mattis Bantah Berita AS Bakal Serang Iran
Pernyataan Yadollah ini mengikuti dua pernyataan pejabat tinggi militer Iran sebelumnya yaitu Komandan IRGC, Mayor Jenderal Mohammad Ali Jafari dan Komandan Pasukan Quds IRGC, Mayor Jenderal Qassem Soleimani. Jafari mengecam adanya retorika serangan militer terhadap Iran. Sedangkan Soleimani meminta Presiden AS, Donald Trump, untuk melancarkan ancaman kepadanya dan bukan kepada Presiden Iran, Hassan Rouhani.
Kombinasi foto Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhani. (AP Photo)
Dalam kunjungan ke Austria baru-baru ini, Presiden, Hassan Rouhani, mengatakan jika Iran dihambat mengekspor minyak maka tidak ada negar di sekitar wilayah ini yang juga dapat mengekspor minyak lewat Laut Merah dan Selat Hormuz.
Menurut media Sputnik, pemerintah AS telah mengatakan negara-negara pengimpor minyak Iran harus menghentikan impornya pada saat AS mulai mengenakan sanksi ekonomi pada 4 November 2018.
Ketegangan Iran dan AS ini menyusul keputusan AS untuk keluar dari perjanjian nuklir Iran atau yang dikenal sebagai JCPOA pada 2015 dan disponsori lima negara besar anggota Dewan Keamanan PBB plus Jerman dan Uni Eropa.