TEMPO.CO, Jakarta - Badan amal Doctors Without Borders atau MSF mengatakan setidaknya 13 rumah sakit dan klinik di Ghouta Timur, Suriah, menjadi rusak atau hancur akibat serangan selama 3 hari terakhir.
Ini terjadi di tengah peningkatan pemboman dan penembakan yang luar biasa di wilayah itu dalam tiga hari oleh pasukan pro pemerintah Suriah. Kerusakan ini mengurangi kapasitas kesehatan pada saat kebutuhan medis sedang kritis.
Baca: Perang Suriah: 'Rudal dan mortir dijatuhkan seperti hujan di Ghouta
"Kebutuhan akan perawatan untuk menyelamatkan jiwa sama tingginya sekarang di Ghouta Timur seperti yang telah kita ketahui sejak awal perang," kata Lorena Bilbao, MSF Operations Coordinator untuk pemrogram MSF di Suriah.
Baca: Perang Suriah, 250 Orang Tewas di Ghouta dalam 48 Jam
Pengepungan di sekitar Ghouta Timur mencegah petugas medis mendapatkan persediaan penting untuk menyelamatkan kehidupan.
Meskipun MSF memiliki beberapa kapasitas untuk memasok fasilitas medis dengan berbagai obat-obatan esensial dan obat-obatan, pengepungan penuh seputar Ghouta Timur membuat persediaan dan pasokan yang tidak stabil.
Sebagai contoh, seperti dilansir situs MSF, lembaga ini mengalami kekurangan persediaan kantong cairan IV yang cukup untuk menutupi sekitar 200 kasus trauma berat dan 2.000 kasus sedang, dan jahitan untuk perawatan luka atau pembedahan untuk antara 2.000 - 3.000 pasien.
Seorang pria melihat kondisi lokasi serangan udara di kota Misraba, Ghouta Timur, Suriah, 4 Januari 2018. Sejumlah jet menjatuhkan empat bom yang meratakan dua bangunan dan menewaskan 20 orang dalam serangan udara di Misraba. REUTERS/Bassam Khabieh
Media Al Arabiyah melaporkan pada 22 Februari 2018, serangan roket pasukan pemerintah pro Presiden Bashar al Assad telah menewaskan setidaknya 250 warga sipil dalam 48 jam terakhir, 57 di antaranya adalah anak-anak.
Serangan udara oleh pasukan Rusia pendukung Assad dan tembakan artileri tanpa henti menimbulkan korban jiwa di kalangan warga sipil, terutama wanita dan anak-anak. Mereka mengalami trauma dan ketakutan. Ini memaksa mereka mencari perlindungan di bawah tanah, di mana mereka sebagian besar kehilangan makanan dan sanitasi.
MSF telah melakukan komunikasi dengan Pemerintah Suriah dan semua pihak yang bertikai lainnya. Lembaga ini juga meminta semua pedagang di Ghouta Timur, yang mungkin menimbun barang medis, untuk segera menyalurkan perlengkapan ini ke fasilitas medis.
Sesuai dengan Hukum Humaniter Internasional, MSF lebih lanjut mengulangi seruannya untuk staf medis, pasien dan fasilitas medis agar tidak tersentuh dalam konflik ini. Lembaga ini juga mendesak evakuasi medis diizinkan keluar dari Ghouta Timur untuk pasien kritis.