TEMPO.CO, Seoul -- Presiden Korea Selatan dan Cina bakal mengelar pertemuan puncak bilateral membahas Korea Utara di sisi pertemuan Asia Pacific Economic Cooperation, yang bakal digelar di Da Nang, Vietnam, pada pekan depan.
Deputi Kepala Dewan Keamanan Nasional, Nam Gwan-pyo, mengatakan kedua negara ingin menormalkan hubungan yang kurang harmonis. Salah satu isu sentral yang bakal dibahas adalah isu bom nuklir Korea Utara.
Baca: Presiden Korea Selatan: Kami Tidak Bisa Perang dengan Korea Utara
Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in dijadwalkan akan menghadiri pertemuan ini pada 10 dan 11 Nopember. "Pertemuan ini diharapkan bisa mengaktifkan semua kerja sama di semua area," kata Nam. Kementerian Luar Negeri Korsel mengatakan,"Kedua negara bersepakat untuk menyelesaikan isu nuklir Korea Utara secara damai lewat semua jalur diplomatik."
Baca:Amerika Kirim Jet Tempur Terbaik ke Korea Selatan Pekan Ini
Kedua negara juga bersepakat untuk meningkatkan komunikasi strategis dan kerja sama pada bidang ini. Menurut Kemenlu Korsel, pembicaraan dengan Cina gagal mencapai kata sepakat mengenai pemasangan rudal THAAD milik Amerika Serikat di Korsel.
Namun, kedua negara bersepakat untuk membiarkan militer kedua negara membahas masalah ini lebih lanjut. Dalam pertemuan bilateral kedua negara sebelumnya, pemerintah Cina mengatakan mereka merasa khawatir sistem rudal THAAD bakal melanggar sistem informasi militer Cina.
Seperti telah diberitakan, Seoul dan Washington DC mengatakan pemasangan sistem rudal THAAD ditujukan hanya untuk menangkal serangan rudal Korea Utara. Dan kemampuan radarnya yang supercanggih tidak akan digunakan untuk melawan negara lain.
Pemerintah Cina telah menolak pemasangan sistem rudal ini dan membalasnya dengan mempersulit bisnis Korea Selatan di negara itu. Belakangan, sikap Cina melunak dengan menambah batas fasilitas currency swap menjadi $56 miliar. Turis dari Cina juga mulai mengunjungi negeri ginseng ini.
Menurut sumber di pemerintahan Korsel, sikap Cina terhadap Korea Selatan melunak setelah melihat sikap Korea Utara yang terus menerus melakukan provokasi dan menimbulkan ketegangan di Semenanjung Korea. Ini justru meningkatkan kerja sama Cina dengan Seoul, Washington dan Tokyo.
KOREA HERALD