TEMPO.CO, Seoul - Hacker Korea Utara diyakini telah mencuri sejumlah besar dokumen militer rahasia milik militer Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Mengutip informasi dari pejabat pertahanan yang tidak disebutkan namanya, Perwakilan Partai Demokrat Korea Selatan, Rhee Cheol-hee, mengatakan para peretas itu masuk ke Pusat Data Terpadu Pertahanan pada September 2016.
Baca: Korea Utara Ungkap Niat CIA Bunuh Kim Jong Un Pakai Racun
Skema ini berisi prosedur terperinci untuk "memenggal kepala" kepemimpinan Korea Utara Kim Jong Un. OPLAN 3100 adalah rencana Seoul untuk menanggapi provokasi lokal Korea Utara.
Baca: Pentagon Pastikan Militer Siap Hadapi Korea Utara
Rhee mengatakan bahwa dokumen militer digital ini berukuran 235 gigabyte. File ini berisi rencana darurat pasukan khusus di Korea Selatan, laporan komandan tertinggi sekutu, dan informasi mengenai fasilitas militer utama dan pembangkit listrik.
"Kementerian Pertahanan Nasional belum mengetahui isi 182 gigabyte data dari total data (dicuri)," kata anggota parlemen itu, seperti yang dilansir Yonhap News pada 10 Oktober 2017.
Baca: Inilah Kapal Induk Baru Inggris yang Dukung AS Lawan Korea Utara
Pada Mei, otoritas investigasi Kementerian Pertahanan Korea Selatan juga menuding negara komunis itu berada di balik peretasan jaringan online utama militer mereka. Namun pejabat militer tidak tidak mengungkapkan data apa yang telah diambil saat itu.
Insiden peretasan itu meningkatkan kewaspadaan sekutu untuk tetap waspada terhadap kemungkinan rezim Korea Utara menyesuaikan kembali rencana perangnya dengan rencana masa perangnya berdasarkan dokumen militer terbaru yang dicuri.
Dalam beberapa tahun terakhir, Seoul telah mendorong untuk meningkatkan kemampuan pertahanan cyber-nya karena Pyongyang telah meluncurkan sejumlah serangan ke situs web korporat dan pemerintah Korea Selatan dengan memobilisasi personil yang dilatih khusus. Para hacker level atas ini berbasis di Cina dan negara-negara asing lainnya.
Soal tudingan terlibat aksi peretasan ini, Pyongyang menolak bertanggung jawab. Pejabat Korea Utara mengencam Seoul karena diduga membuat klaim palsu tentang serangan online.
YONHAP NEWS | YON DEMA