Bangladesh Tahan 2 Jurnalis Myanmar Saat Meliput Rohingya

Reporter

Editor

Minggu, 17 September 2017 12:52 WIB

Jurnalis Minzayar Oo dan Hkun Lat. Foto: GEO

TEMPO.CO, Jakarta - Bangladesh menahan 2 jurnalis foto Myanmar yang bekerja untuk majalah GEO Jerman karena dicurigai melakukan aktivitas intelijen saat meliput pengungsi Rohingya di negara itu.


Menurut pernyataan oleh GEO pada hari Jumat, 15 September 2017, keduanya ditahan sejak 7 September 2017 ketika meliput eksodus etnis Rohingya di kamp Cox Bazar, Bangladesh.

Baca: Bangladesh Tuding Myanmar Langgar Wilayah Udara, Pantau Rohingya?


Jurnalis Minzayar Oo dan Hkun Lat mencapai Cox's Bazar di perbatasan untuk melaporkan situasi yang dihadapi 400.000 pengungsi Rohingya setelah melarikan diri dari operasi militer Myanmar memberangus pemberontak Rohingya, Arakan Rohingya Salvation Army atau ARSA sejak akhir Agustus lalu.


"Kami, editorial majalah GEO dan staf dan fotografer di Panos Pictures, sangat prihatin dengan penahanan terhadap Minzayar Oo dan Hkun Lat dan fakta bahwa mereka telah ditolak jaminannya," kata GEO dalam pernyataannya seperti dilansir The Irrawady pada 15 September 2017.


Menurut pengacara 2 jurnalis GEO itu, kliennya dikenai tuduhan pemalsuan dokumen dan memberikan informasi palsu saat mengurus visa masuk Bangladesh dan melaksanakan tugas jurnalistik.

Baca: Myanmar Tutup Akses Pihak Asing Masuk Rakhine


Advertising
Advertising

Kepala polisi Cox's Bazar Ranjit Kumar Barua, mengatakan kedua jurnalis majalah GEO itu terutama dituduh melakukan spionase tanpa memberikan rincian lebih lanjut.


Juru bicara Kantor Presiden Myanmar U Zaw Htay pada hari Jumat menolak berkomentar untuk membahas penahanan 2 jurnalis warga Myanmar itu.

Petisi pembebasan Minzayar Oo dan Hkun Lat saat ini digalang di Change.org. Sudah 3.186 orang menandatangani petisi tersebut.


Menurut inisiator petisi itu, karya penting 2 jurnalis mengenai kekerasan yang dialami etnis Rohingya di Myanmar telah diakui secara luas dan dipublikasikan secara internasional di surat kabar dan majalah terkenal termasuk The New York Times, The Guardian dan National Geographic. Jelas bahwa mereka adalah jurnalis dan tidak terlibat dalam aktivits intelijen apapun.


THE IRRAWADY|CHANGE.ORG|YON DEMA

Berita terkait

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

22 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

31 Desember 2021

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

Saat mendarat, para pengungsi Rohingya yang mayoritas perempuan dan anak-anak tersebut dalam kondisi lemas dan kedinginan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

1 Juni 2021

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

Pengungsi Rohingya ini protes terhadap kondisi kehidupan di pulau Bhashan Char, Bangladesh, yang rawan topan.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

28 Januari 2021

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

Pemerintah Bangladesh akan merelokasi 2-3 ribu pengungsi Rohingya ke Pulau Bhasan Char.

Baca Selengkapnya

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

8 Januari 2021

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

Hampir 100 etnis Rohingya ditahan oleh kepolsiain Myanmar dalam sebuah penggerebekan. Mereka dituduh melakukan perjalanan ilegal.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

24 Desember 2020

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

Justice for Myanmar merilis laporan yang menyebut perusahaan Israel menjual teknologinya ke militer Myanmar untuk melakukan genosida terhadap Rohingya

Baca Selengkapnya

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

12 Desember 2020

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

Seorang janda Rohingya menuntut kompensasi US$ 2 juta atas kematian suaminya yang dibunuh oleh tentara Myanmar di Inn Din, Myanmar barat, pada 2017.

Baca Selengkapnya

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

13 November 2020

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

Partai NLD pimpinan Aung San Suu Kyi mengamankan 322 kursi parlemen bikameral dalam pemilu Myanmar, jumlah kursi yang cukup untuk membentuk kabinet.

Baca Selengkapnya

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

9 November 2020

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Partai NLD Aung San Suu Kyi meraih 15 kursi dalam penghitungan suara sementara pemilu Myanmar 2020 pada Senin.

Baca Selengkapnya

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

7 November 2020

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Aung San Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), diprediksi kembali menang meski diterpa isu genosida etnis Rohingya

Baca Selengkapnya