PBB Bersidang, Bicarakan Kekerasan di Myanmar

Reporter

Editor

Rabu, 13 September 2017 23:00 WIB

Tumpukan puing-puing rumah warga Rohingya yang telah terbakar di sebuah desa di Maungdaw di utara negara bagian Rakhine di Myanmar, 12 September 2017. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Cox's Bazar - Dewan Keamanan PBB akan menggelar sidang, Rabu, 13 Maret 2017, untuk membicarakan masalah kekerasan kemanusiaan di Rakhine, negara bagian di sebelah barat Myanmar.

Pertemuan yang tidak biasa itu sengaja digelar menyusul laporan dari kepala Hak Asasi Manusia PBB mengenai terjadinya pembersihan etnis di Myanmar dan menyebabkan lebih dari 300 ribu warga muslim Rohingya keluar dari negara.


Baca: Amerika Desak Myanmar Izinkan Tim Fakta PBB Selidiki Rohingya

Negara bagian Rakhine terpersosok ke dalam krisis berdarah setelah beberapa milisi Rohingya menyerang pos polisi pada 25 Agustus 2017. Aksi mereka disambut serangan brutal militer Myanmar terhadap minoritas muslim di sana dan mengakibatkan mereka mengungsi di Bangladesh.

Para pengungsi yang ditemui wartawan di kamp Bangladesh menceritakan bagaimana militer menyerang mereka disusul serbuan kaum Buddha yang membakar desa mereka serta membunuhi warga sipil tak berdosa. Sementara itu, pemerintah menuduh bahwa pelaku pembakaran adalah kaum militan.


Baca: Myanmar Tolak Tim PBB Pencari Fakta Rohingya

Menurut keterangan Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Zeid Ra'ad Al Hussein, kepada media pada Senin, 11 September 2017, pemerintah Myanmar telah melakukan apa yang disebut di dalam buku teks adalah pembersihan etnis.

Beberapa jam setelah pernyataan Hussein tersebut, Dewan Keamanan mengumumkan bahwa lembaganya akan mengadakan pertemuan pada Rabu ini guna mendiskusikan krisis kemanusiaan di Myanmar, negara yang secara de facto dipimpin oleh Aung San Suu Kyi.


Baca: Suu Kyi Tolak PBB Selidiki Kejahatan yang Dialami Rohingya

Peraih Nobel, Aung San Suu Kyi adalah tokoh yang menjadi pusat kemarahan kelompok hak asasi dan dianggap gagal menyuarakan masalah minoritas Rohingya akibat persekusi warga mayoritas Buddha.

Pada Senin malam, waktu setempat, Kementerian Luar Negeri yang dipimpinnya mengatakan bahwa Myanmar menyambut baik pernyatan PBB dan sejumlah negara yang mengutuk serangan teroris, namun tanpa menyinggung tudingan PBB mengenai pembersihan etnis.

Kementerian Luar Negeri dalam pernyataannya kepada media juga membela operasi militer yang menyebutkan bahwa apad dilakukan tersebut sebagai bagian dari tugas negara untuk menjaga stabilitas.

"Militer bertugas di bawah perintah untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan guna menghindari kerusahan."

Inggris dan Swedia meminta Badan Hak Hak Asasi PBB segera bersidang di tengah kian meningkatnya kekerasan yang sekarang sedang berlangsung di Myanmar.

"Cina, salah satu mitra dagang Mynamr, menolak terlibat dalam sidang yang membahas masalah kekerasan di Myanmar," kata beberapa diplomat di PBB.

CHANNEL NEWS ASIA | CHOIRUL AMINUDDIN






Advertising
Advertising

Berita terkait

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

4 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

5 hari lalu

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

Parlemen Arab menyerukan investigasi internasional independen menyusul penemuan kuburan massal di Rumah Sakit Al-Shifa dan Rumah Sakit Nasser di Gaza

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

7 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Bilang Veto di PBB Tak Surutkan Dukungan RI untuk Palestina

8 hari lalu

Menlu Retno Bilang Veto di PBB Tak Surutkan Dukungan RI untuk Palestina

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut, Indonesia akan tetap menjalankan diplomasi guna mendukung perjuangan bangsa Palestina.

Baca Selengkapnya

Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

10 hari lalu

Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

Perwakilan Rusia menilai Amerika Serikat menunjukkan sikap aslinya dengan memveto permintaan Palestina untuk menjadi anggota PBB.

Baca Selengkapnya

Reaksi Dunia atas Veto AS untuk Negara Palestina

15 hari lalu

Reaksi Dunia atas Veto AS untuk Negara Palestina

Amerika Serikat sekali lagi menunjukkan dukungannya terhadap Israel dan menggunakan hak vetonya dalam menghalangi terbentuknya Negara Palestina.

Baca Selengkapnya

ABC News: Rudal Israel Hantam Lokasi di Iran

15 hari lalu

ABC News: Rudal Israel Hantam Lokasi di Iran

Israel dikabarkan telah memulai pembalasannya atas serangan Iran ke wilayahnya pekan lalu dengan menembakkan rudal ke wilayah Iran.

Baca Selengkapnya

UNRWA Peringatkan Ada Upaya 'Berbahaya' Israel untuk Bubarkan Badan Tersebut

15 hari lalu

UNRWA Peringatkan Ada Upaya 'Berbahaya' Israel untuk Bubarkan Badan Tersebut

Memohon perlindungan kepada Dewan Keamanan PBB, Philippe Lazzarini mengatakan bahwa pekerjaan UNRWA semakin krusial selama perang Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

PBB Gagal Akui Negara Palestina karena Veto Amerika Serikat

15 hari lalu

PBB Gagal Akui Negara Palestina karena Veto Amerika Serikat

Seperti telah diperkirakan, Amerika Serikat menggunakan hak vetonya untuk menggagalkan upaya Palestina menjadi anggota tetap PBB.

Baca Selengkapnya

Menlu Cina Sindir Sikap Amerika Serikat di Dewan Keamanan PBB

16 hari lalu

Menlu Cina Sindir Sikap Amerika Serikat di Dewan Keamanan PBB

Menteri Luar Negeri Cina menyindir sikap Amerika Serikat yang kerap memveto resolusi Dewan Keamanan PBB tentang gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya