AS Minta PBB Voting Beri Sanksi Korea Utara pada Senin Depan  

Reporter

Editor

Budi Riza

Sabtu, 9 September 2017 18:39 WIB

Kim Jong Un mengunjungi fasilitas program senjata nuklir di Pyongyang. Uji coba nuklir pertama yang dilakukan Korea Utara berkekuatan kurang dari satu kiloton, dan uji coba kedua berkekuatan dua kiloton. REUTERS/KCNA

TEMPO.CO, Washington - Pemerintah Amerika Serikat telah mengajukan permintaan resmi kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa untuk mengadakan voting terkait sanksi untuk Korea Utara. Voting ini untuk mengesahkan draf resolusi sanksi baru bagi Korea Utara sebagai respon atas tindakan negara komunis itu menggelar uji coba nuklir ke enam pada pekan lalu.



Baca: Apakah Korea Utara Bakal Luncurkan Rudal pada Hari Ini?



AS menginginkan Dewan Keamanan menjatuhkan sanksi embargo penjualan minyak ke Korea Utara, melarang ekspor tekstil dan penggunaan tenaga kerja negara itu di luar negeri. Draf resolusi itu juga meminta PBB untuk membekukan aset pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, dan melarangnya untuk berpergian ke luar negeri. “Ini berdasarkan draf resolusi yang telah dilihat Reuters pada Rabu lalu,” begitu diberitakan Reuters, Sabtu, 9 September 2017.


Advertising
Advertising


Baca: YouTube Tutup 2 Saluran Propaganda Korea Utara



Hingga saat ini belum diketahui apa reaksi sekutu Korea Utara, Cina dan Rusia, mengenai isi draf sanksi ini. Namun, seorang pejabat senior AS mengatakan kepada Reuters bahwa kecil kemungkinan kedua negara itu menyetujui draf resolusi ini. “Sulit bagi kedua negara itu (Cina dan Rusia) untuk menerima sanksi bagi Korea Utara melebihi pelarangan pembelian tekstilnya,” kata pejabat yang enggan di sebutkan namanya ini.



Selama ini, para pejabat Cina telah menyatakan kekhawatirannya secara tertutup bahwa pengenaan sanksi yang lebih besar seperti embargo penjualan minyak ke Korea Utara bakal menimbulkan instabilitas di negara miskin itu.



Dewan Keamanan PBB membutuhkan sembilan suara voting dukungan dan tanpa veto oleh negara anggota tetap seperti Inggris, AS, Perancis, Rusia dan Cina.





REUTERS | BUDI R

Berita terkait

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

1 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

3 hari lalu

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

Parlemen Arab menyerukan investigasi internasional independen menyusul penemuan kuburan massal di Rumah Sakit Al-Shifa dan Rumah Sakit Nasser di Gaza

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

4 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Bilang Veto di PBB Tak Surutkan Dukungan RI untuk Palestina

5 hari lalu

Menlu Retno Bilang Veto di PBB Tak Surutkan Dukungan RI untuk Palestina

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut, Indonesia akan tetap menjalankan diplomasi guna mendukung perjuangan bangsa Palestina.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

7 hari lalu

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.

Baca Selengkapnya

Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

7 hari lalu

Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

Perwakilan Rusia menilai Amerika Serikat menunjukkan sikap aslinya dengan memveto permintaan Palestina untuk menjadi anggota PBB.

Baca Selengkapnya

Korea Utara Kirim Utusan ke Iran, Apa yang Dibahas?

7 hari lalu

Korea Utara Kirim Utusan ke Iran, Apa yang Dibahas?

Korea Utara mengirim delegasi ke Iran utnuk pertama kalinya sejak 2019. Selain ekonomi, keduanya diperkirakan akan menjalin kerja sama militer.

Baca Selengkapnya

Adik Kim Jong Un Umumkan Korea Utara sedang Bangun Militer Besar-besaran

8 hari lalu

Adik Kim Jong Un Umumkan Korea Utara sedang Bangun Militer Besar-besaran

Adik Kim Jong Un memastikan negaranya akan terus membangun kekuatan militer besar-besaran dan terkuat untuk melindungi kedaulatan dan perdamaian

Baca Selengkapnya

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

10 hari lalu

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

Menlu AS Antony Blinken juga akan membahas sejumlah isu dalam lawatan ke Cina, termasuk Laut Cina Selatan dan konflik Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Reaksi Dunia atas Veto AS untuk Negara Palestina

12 hari lalu

Reaksi Dunia atas Veto AS untuk Negara Palestina

Amerika Serikat sekali lagi menunjukkan dukungannya terhadap Israel dan menggunakan hak vetonya dalam menghalangi terbentuknya Negara Palestina.

Baca Selengkapnya