Gunung Tempat Uji Coba Nuklir Korea Utara Terancam Runtuh

Reporter

Rabu, 6 September 2017 07:02 WIB

Korea Utara diketahui memiliki enam hulu ledak nuklir, dan sejak tahun 2006 negara yang di pimpin oleh Kim Jong Un ini rajin melakukan uji coba senjata nuklir. Pada 9 September 2016 Korea Utara melakukan uji coba senjata nuklirnya yang memicu gempa berkekuatan 5.3 skala richter dengan daya ledak 20-30 Kiloton TNT. nytimes.com

TEMPO.CO, Pyongyang— Gunung di Punggye-ri di mana Korea Utara melakukan keenam uji coba nuklirnya terancam runtuh.

Hal ini disampaikan pakar geofisika Cina yang mengukur gelombang kejut akibat ledakan tes senjata nuklir terbaru Korea Utara jenis bom hidrogen pada Ahad lalu, seperti dikutip South Morning China Post, Rabu 6 September 2017.

Prediksi mengkhawatirkan ini diunggah ilmuwan dari laboratorium fisika seismik dan bumi di Universitas Sains dan Teknologi Cina di Hefei, Provinsi Anhu, dalam situs resmi mereka.

Wen Lianxing, kepala laboratorium fisika seismik Universitas Sains dan Teknologi Cina, mendasarkan hal ini dengan mengutip data 100 lokasi pemantauan gempa di Cina dengan margin of error untuk prediksi mereka tidak lebih dari 100 meter.


Baca: Korea Utara Dihukum, Trump Berterima Kasih ke Cina dan Rusia

Kumpulan data tersebut termasuk gempa yang tercatat delapan menit setelah uji coba senjata nuklir pada Ahad lalu. Para ilmuwan percaya bahwa tes terbaru dari senjata nuklir rezim Kim Jong-un dilakukan di bawah sebuah gunung di situs uji coba nuklir Punggye-ri.

Menurut tim Wen, energi yang dikeluarkan dalam tes senjata nuklir tersebut sekitar 108,3 kiloton TNT, atau 7,8 kali dari energi yang dikeluarkan oleh bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat di Hiroshima, Jepang, pada 1945. Ini jauh melampaui kekuatan semua bom nuklir sebelumnya yang diuji coba oleh Pyongyang.

Sedangkan tim ilmuwan di Norwegia memperkirakan bom hidrogen yang diuji coba rezim Kim Jong-un tersebut 10 kali lebih besar dari bom Hiroshima.

Ketua Masyarakat Nuklir Cina yang juga peneliti program senjata nuklir Beijing, Wang Naiyan, mengatakan jika penelitian ini akurat, berarti bencana lingkungan besar akan terjadi.

Menurut Wang, selain gunung akan runtuh, juga akan memunculkan lubang yang melepaskan radiasi nuklir ke seluruh wilayah.

”Kami menyebutnya 'melepaskan atap'. Jika gunung ambruk dan lubang terbuka, ia akan mengeluarkan banyak hal buruk,” kata Wang.

Wang mengatakan keparahan situasi tergantung pada tempat Korea Utara menempatkan bom tersebut. “Jika bom ditanam di dasar terowongan yang di jalur vertikal, ledakan tersebut akan mengurangi kerusakan,” ujar dia.

Namun, skenario seperti itu tidak mungkin, karena terowongan semacam itu mahal dan sulit dibangun. Jauh lebih mudah, kata Wang, untuk membangun terowongan horizontal ke jantung gunung yang meningkatkan risiko "melepaskan atap" gunung.

”Bom 100 kiloton adalah bom yang relatif besar. Pemerintah Korea Utara harus menghentikan tes karena mereka menimbulkan ancaman besar, tidak hanya bagi Korea Utara tapi juga ke negara lain, terutama Cina,” katanya.

SOUTH MORNING CHINA POST | SITA PLANASARI AQUADINI





Advertising
Advertising

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

11 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

16 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

17 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

17 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

21 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

2 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

2 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya