Pemberontak Rohingya Serang Pos Polisi Myanmar, 32 Orang Tewas  

Reporter

Jumat, 25 Agustus 2017 16:50 WIB

Seorang petugas penjaga perbatasan Myanmar berjaga di depan sisa-sisa sebuah rumah yang terbakar dalam bentrokan antara tersangka militan dan pasukan keamanan di desa Tin May, kota Buthidaung, negara bagian Rakhine utara, Myanmar, 14 Juli 2017. Nasib mencekam muslim Rohingya di Tanah Emas. REUTERS

TEMPO.CO, Yangoon - Sedikitnya 21 pemberontak Rohingya tewas dan 11 anggota pasukan keamanan Myanmar tewas di Rakhine dalam serangan mematikan di 24 pos polisi pada Jumat dinihari tadi, 25 Agustus 2017.


Selain menyerang pos polisi, pemberontak bersenjata Rohingya, juga berusaha memasuki pangkalan militer. Namun pasukan keamanan Myanmar meredamnya.

Tentara Penyelamat Rohingya Arakan, Arsa, atau Harakah al-Yaqin, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Hal itu disampaikan melalui akun Twitter kelompok perlawanan tersebut, namun mereka tidak menyebutkan jumlah korban tewas.

Baca: Rohingya Angkat Senjata Hadapi Myanmar

Pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi mengumumkan melalui laman Facebook bahwa serangan terhadap pos keamanan itu dilakukan oleh sekitar 150 orang pada pukul 01.00 dinihari waktu setempat di sebelah utara Kota Maungdaw.

Bentrok mematikan itu berlangsung pada Jumat dinihari waktu setempat setelah sebuah komisi dipimpin oleh bekas Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan mendesak pemerintah Myanmar mencabut peraturan yang membatasi ruang gerak warga minoritas Rohingya.

Baca: Longgarkan Gerakan Rohingya, Myanmar Terhindar dari Ekstrimisme

Arsa menuding pasukan Myanmar membunuh dan memperkosa. "Kami mengambil aksi mempertahankan diri di lebih dari 25 lokasi berbeda," bunyi pernyataan Arsa.

Kelompok bersenjata ini menambahkan, Kota Rathetaung di sebelah utara Rakhine telah diblokade selama kurang lebih dua minggu mengakibatkan kelaparan bagi rakyat Rohingya hingga kematian.

Menurut keterangan Kelompok Krisis Internasional, Arsa atau Harakah al-Yaqin adalah sebuah organisasai perlawanan yang didirikan oleh sejumlah warga Rohingya yang tinggal di Arab Saudi menyusul kekerasan mematikan di Rakhine pada 2012.

AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN | YON DEMA

Berita terkait

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

19 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

31 Desember 2021

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

Saat mendarat, para pengungsi Rohingya yang mayoritas perempuan dan anak-anak tersebut dalam kondisi lemas dan kedinginan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

1 Juni 2021

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

Pengungsi Rohingya ini protes terhadap kondisi kehidupan di pulau Bhashan Char, Bangladesh, yang rawan topan.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

28 Januari 2021

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

Pemerintah Bangladesh akan merelokasi 2-3 ribu pengungsi Rohingya ke Pulau Bhasan Char.

Baca Selengkapnya

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

8 Januari 2021

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

Hampir 100 etnis Rohingya ditahan oleh kepolsiain Myanmar dalam sebuah penggerebekan. Mereka dituduh melakukan perjalanan ilegal.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

24 Desember 2020

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

Justice for Myanmar merilis laporan yang menyebut perusahaan Israel menjual teknologinya ke militer Myanmar untuk melakukan genosida terhadap Rohingya

Baca Selengkapnya

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

12 Desember 2020

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

Seorang janda Rohingya menuntut kompensasi US$ 2 juta atas kematian suaminya yang dibunuh oleh tentara Myanmar di Inn Din, Myanmar barat, pada 2017.

Baca Selengkapnya

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

13 November 2020

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

Partai NLD pimpinan Aung San Suu Kyi mengamankan 322 kursi parlemen bikameral dalam pemilu Myanmar, jumlah kursi yang cukup untuk membentuk kabinet.

Baca Selengkapnya

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

9 November 2020

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Partai NLD Aung San Suu Kyi meraih 15 kursi dalam penghitungan suara sementara pemilu Myanmar 2020 pada Senin.

Baca Selengkapnya

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

7 November 2020

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Aung San Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), diprediksi kembali menang meski diterpa isu genosida etnis Rohingya

Baca Selengkapnya