Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rohingya Angkat Senjata Hadapi Myanmar  

image-gnews
Anak-anak pengungsi Rohingya berjalan di pagi hari di kamp pengungsian tidak resmi Kutupalang di Cox Bazar, Bangladesh, 4 Februari 2017. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
Anak-anak pengungsi Rohingya berjalan di pagi hari di kamp pengungsian tidak resmi Kutupalang di Cox Bazar, Bangladesh, 4 Februari 2017. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
Iklan

TEMPO.CO, Sittwe- Kaum minoritas muslim Rohingya tak lagi berdiam diri. Lewat kelompok bernama Harakah al-Yaqin, sebagian dari mereka kini memilih berdiri dan angkat senjata melawan pemerintah Myanmar, yang telah berpuluh tahun menindas penduduk Rohingya.

"Orang-orang kami telah dianiaya selama 50–60 tahun. Ini membuat para gerilyawan mendulang dukungan," kata Rahim, seorang guru dari Desa Dar Gyi Zar di utara Maungdaw, Rakhine, seperti dikutip Reuters kemarin. Rahim termasuk di antara 70 ribu orang Rohingya yang terpaksa kabur ke Bangladesh selepas insiden berdarah Oktober lalu.

Rahim bukan anggota Harakah al-Yaqin-istilah Arab untuk Gerakan Orang-orang yang Berkeyakinan. Begitu pula Muhammad Shah, 26 tahun, warga Rohingya dari Desa Yae Khat Chaung Gwa Son di Rakhine, barat laut Myanmar. Namun Shah mengklaim bahwa ia menyadari aktivitas kelompok itu sekitar enam bulan sebelum serangan Oktober meletus.

Berita terkait: PBB: Myanmar Berniat Usir Seluruh Rohingya

Dalam sejumlah kesempatan, Shah melihat sekitar 30 pemuda lokal, yang diyakininya menjadi anggota Harakah, tengah berlatih militer di sebuah lahan bekas hutan di dekat desanya. Mereka berlatih dengan senjata kayu. "Saya mendukung mereka," kata dia.

Harakah al-Yaqin mendalangi tiga serangan pada 9 Oktober 2016. Saat itu kelompok gerilyawan ini diduga menyerang pos-pos perbatasan dekat Bangladesh, menewaskan sembilan polisi Myanmar. Tentara Myanmar melancarkan serangan balik. Rumah-rumah di desa-desa Rohingya diserbu dan dibakar. Ratusan orang tewas dalam aksi balasan itu, memicu gelombang besar pengungsi Rohingya ke Bangladesh.

Seorang anggota senior Harakah, Mohammed Noor, yang ditangkap bersama 13 anak buahnya, bulan lalu divonis mati karena terbukti memimpin salah satu serangan itu. "Mereka melatih (penduduk lokal) karate dan menembakkan senjata," kata Kapten Polisi Yan Naing Latt, penyelidik yang memeriksa para tersangka di penjara Sittwe.

Berita terkait: Myanmar Akhiri Operasi Militer terhadap Rohingya  

Laporan International Crisis Group menyebutkan bahwa Harakah al-Yaqin dipimpin oleh Ata Ullah, seorang Rohingya yang lahir di Pakistan dan tumbuh di Arab Saudi. Ata pernah muncul dalam sebuah rekaman video di Internet. Ia mengutip ayat Al-Quran dan menyerukan "jihad" di Rakhine, tempat bagi 1,1 juta warga minoritas muslim Rohingya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beberapa warga desa Rohingya membenarkan bahwa pria dalam video itu salah seorang dari mereka yang pernah memimpin perekrutan dan pelatihan di desa-desa. "Dia sering ke sini. Dia berkata ke penduduk desa bahwa ia akan memperjuangkan hak-hak kami," kata seorang guru sekolah dari Desa Kyar Gaung Taung.

Pemerintah Myanmar mengklaim Ata dan pentolan Harakah lainnya, seorang warga Pakistan, pernah ikut pelatihan teroris dengan Taliban. Tapi  belum ada bukti kuat yang mengaitkan Harakah dengan sejumlah kelompok ekstremis global, seperti faksi Al-Qaidah di India, Tehreek-e-Taliban di Pakistan, hingga Negara Islam Irak dan Suriah.

Seorang perwira intelijen senior militer Myanmar mengatakan Harakah telah merancang perlawanan sejak 2013. Namun mereka baru dapat menghimpun kekuatan dan dana mulai 2015. "Mereka merekrut ratusan pemuda muslim dan berpendidikan," kata dia.

Sejumlah anggota kelompok itu adalah para pelajar madrasah dan penjaga masjid yang frustrasi setelah pemerintah Myanmar menutup sekolah dan tempat ibadah kaum muslim Rohingya selepas kerusuhan hebat 2012. "Kami meraup dukungan anak sekolah hingga orang tua," kata seorang pentolan Harakah kepada jurnalis Dhaka Tribune, Adil Sakhawat.

Kebangkitan Milisi Rohingya
Sekitar selusin orang Rohingya telah berbicara kepada Reuters mengenai aktivitas Harakah al-Yaqin. Kelompok militan itu diketahui melancarkan serangan mematikan terhadap pos-pos polisi perbatasan pada Oktober tahun lalu. Konflik komunal telah lama berlangsung di Rakhine, negara bagian di barat laut Myanmar, tempat bagi 1,1 juta warga muslim Rohingya. Mereka kerap diperlakukan diskriminatif oleh penduduk mayoritas Buddha.

Penduduk desa menggambarkan kelompok kecil pemberontak yang dipimpin seorang keturunan asing merekrut ratusan anak muda, melatih mereka secara sembunyi-sembunyi selama berbulan-bulan di ladang dan hutan.

REUTERS | ASIA TIMES | CRISIS GROUP | DHAKA TRIBUNE | MAHARDIKA SATRIA HADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

19 jam lalu

Militer Israel menunjukkan apa yang mereka katakan sebagai rudal balistik Iran yang mereka ambil dari Laut Mati setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, di pangkalan militer Julis, di Israel selatan 16 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.


Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

1 hari lalu

Seorang tentara dari Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) berpatroli dengan kendaraan, di samping area yang hancur akibat serangan udara Myanmar di Myawaddy, kota perbatasan Thailand-Myanmar di bawah kendali koalisi pasukan pemberontak yang dipimpin oleh Persatuan Nasional Karen, di Myanmar, 15 April 2024. REUTERS/Athit Perawongmetha
Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.


Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

7 hari lalu

Seorang personel militer berjaga, ketika 200 personel militer Myanmar mundur ke jembatan ke Thailand pada hari Kamis setelah serangan selama berhari-hari oleh perlawanan anti-junta, yang menyatakan mereka telah memenangkan kendali atas kota perbatasan Myawaddy yang penting, yang terbaru dalam sebuah serangkaian kemenangan pemberontak, dekat perbatasan Thailand-Myanmar di Mae Sot, provinsi Tak, Thailand, 11 April 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

Menlu Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara tiba di perbatasan dengan Myanmar untuk meninjau penanganan orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran.


Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

7 hari lalu

Seorang anggota pemberontak Pasukan Pertahanan Kebangsaan KNDF Karenni menyelamatkan warga sipil yang terjebak di tengah serangan udara, selama pertempuran untuk mengambil alih Loikaw di Negara Bagian Kayah, Myanmar 14 November 2023. REUTERS/Stringer
Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.


Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

10 hari lalu

Pengungsi etnis Rohingya membawa bantuan paket Lebaran dari Human Appeal Australia di tempat penampungan bekas kantor Imigrasi di Desa Blang Mee, Blang Mangat, Lhokseumawe, Aceh, Selasa, 9 April 2024. Paket Lebaran yang berisi bahan pokok makanan harian itu diberikan kepada 252 jiwa pengungsi etnis Rohingya untuk menyambut Idul Fitri 1445 H di Aceh. ANTARA FOTO/Rahmad
Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya


Mantan Menlu Australia Julie Bishop Ditunjuk Sebagai Utusan Khusus PBB untuk Myanmar

12 hari lalu

Julie Bishop. Reuters
Mantan Menlu Australia Julie Bishop Ditunjuk Sebagai Utusan Khusus PBB untuk Myanmar

Mantan menlu Australia Julie Bishop ditunjuk sebagai utusan pribadi Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk Myanmar.


Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

14 hari lalu

Seorang anggota pemberontak Pasukan Pertahanan Kebangsaan KNDF Karenni menyelamatkan warga sipil yang terjebak di tengah serangan udara, selama pertempuran untuk mengambil alih Loikaw di Negara Bagian Kayah, Myanmar 14 November 2023. REUTERS/Stringer
Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

Meluasnya konflik bersenjata di seluruh Myanmar membuat masyarakat kehilangan kebutuhan dasar dan akses terhadap layanan penting


5 WNI Terjerat Online Scam di Myanmar

15 hari lalu

Judha Nugraha, Direktur perlindungan WNI & BHI Kementerian Luar Negeri. antaranews.com
5 WNI Terjerat Online Scam di Myanmar

Kementerian Luar Negeri sedang bekerja sama dengan KBRI Yangon dan KBRI Bangkok menangani kasus lima WNI terjerat online scam.


Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

21 hari lalu

Duta Besar RI untuk Federasi Rusia, Jose Tavares. ANTARA/HO-KBRI Moskow.
Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia


Fadli Zon Dorong Perdamaian Myanmar

23 hari lalu

Fadli Zon Dorong Perdamaian Myanmar

Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon, memimpin pertemuan bilateral yang penting dengan Delegasi Parlemen Myanmar dalam Pengasingan di Sidang Parlemen Dunia (IPU) di Jenewa, Swiss.