Ubah Pendirian, Donald Trump Akan Tambah Pasukan ke Afganistan

Reporter

Selasa, 22 Agustus 2017 10:21 WIB

Ekspresi Presiden AS, Donald Trump saat menjawab pertanyaan media saat berada di pesawat kenegaraan Air Force One dalam perjalanannya menuju Palm Beach, beberapa jam sebelum memerintahkan serangan ke Suriah, 6 April 2017. AP Photo

TEMPO.CO, Arlington—Presiden Donald Trump memastikan akan menambah jumlah tentara Amerika Serikat ke Afganistan dalam pidato pada Senin malam waktu setempat atau Selasa 22 Agustus 2017.

Seperti dilansir The Washington Post, pidato ini merupakan pengingkaran pernyataan Trump selama bertahun-tahun yang menyebut perang Amerika di Afghanistan sebagai "pemborosan 100 persen.”

“Insting pertama saya adalah menarik seluruh pasukan dari Afganistan dan biasanya saya mengikuti insting,” kata Trump dalam pidato di pangkalan militer Fort Myer, Arlington, Virginia. “Namun hal ini berubah ketika saya duduk di belakang meja Ruang Oval.”

Dalam pidato itu, Trump menegaskan ia akan mendukung rencana Kementerian Pertahanan atau Pentagon di Afganistan. Meski Trump tidak mengungkapkan secara detail rencana AS di Afganistan, pejabat Kongres menyebut pemerintah akan menambah 4.000 tentara. Saat ini sudah ada lebih dari 8.500 tentara Amerika Serikat di Afganistan.


Baca: Pesan Taliban Kepada Donald Trump: Tinggalkan Afganistan!

“Tentara kita akan berperang untuk menang,” ujar Trump. “Dari sekarang definisi kemenangan jelas: menyerang musuh kita, menghancurkan ISIS dan al-Qaeda, menghalangi Taliban merebut Afganistan dan menghentikan teror sebelum terjadi di Amerika.”

Trump juga menyatakan bahwa strategi Amerika di Afganistan harus melibatkan Pakistan, negara tetangga,yang selama ini dinilai menjadi tempat persembunyian sempurna bagi milisi Taliban dan Al Qaeda Afganistan. Ia juga menyebut India akan memainkan peran penting dalam dukungan ekonomi di wilayah tersebut.

Keputusan Trump ini menyusul hasil kajian ulang kebijakan selama berbulan-bulan tentang konflik yang sudah berlangsung 16 tahun itu, yang telah menjadi perang Amerika terlama. Meski Taliban berhasil dijungkalkan, tetapi faktanya mereka kini menguasai lebih banyak wilayah dibandingkan pertama kali saat berperang dengan AS.

Jenderal-jenderal Amerika menyarankan Trump untuk mengirim ribuan tentara lagi guna memecah kebuntuan dan merebut kembali wilayah dari Taliban, yang menguasai hampir separuh Afganistan. Bahkan Wakil Presiden Mike Pence dan Menteri Pertahanan Jim Mattis dikabarkan telah membujuk Trump untuk menambah pasukan.

Keputusan Trump untuk menambah pasukan ke Afganistan menuai pujian dari kubu Republik di Kongres. Senator John McCain memuji Trump karena mengubah strategi Obama terhadap Afganistan. Obama justru menarik sebagian besar pasukan Amerika dari Afganistan. ”Keputusan Presiden kali ini jauh lebih baik dari pemerintahan sebelumnya.”

THE WASHINGTON POST | VOA | SITA PLANASARI AQUADINI





Advertising
Advertising

Berita terkait

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

2 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

7 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

8 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

9 jam lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

10 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

10 jam lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

15 jam lalu

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

Seorang pastor di Amerika Serikat menghabiskan dana gereja karena kecanduan game online Candy Crush.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

16 jam lalu

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

Menlu AS Antony Blinken mengunjungi pintu masuk bantuan ke Gaza didampingi para pejabat Israel.

Baca Selengkapnya

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

17 jam lalu

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

Menikmati keindahan alam di Amerika Serikat dengan road trip merupakan pengalaman yang harus dicoba setidaknya sekali seumur hidup

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

19 jam lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya