Korea Utara mengklaim peluncuran kedua rudal balistik antara benua Hwasong 14, pada 28 Juli 2017, memverifikasi bahwa seluruh wilayah Amerika Serikat berada dalam jangkauan rudalnya. Klaim ini ditulis oleh situs milter terkenal IHS Janes, 31 Juli 2017. KCNA/AP
TEMPO.CO, Washington—Senator Amerika Serikat dari Partai Republik, Lindsay Graham, mengatakan Presiden Donald Trump tidak memerlukan izin Kongres untuk melakukan serangan terhadap Korea Utara.
Seperti dilansir The Hill, Jumat, 11 Agustus 2017, senator asal Negara Bagian South Carolina menyatakan hal tersebut sebagai bantahan terhadap ucapan senator Dan Sullivan yang menegaskan sebuah serangan di Semenanjung Korea memerlukan otorisasi Kongres.
”Tidak ada dalam konstitusi yang membatasi kemampuan presiden menggunakan kekuatan guna melindungi Amerika,” kata Graham kepada penyiar radio konservatif, Hugh Hewitt.
Sebelumnya, Graham berkicau di Twitter menyebut Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un sebagai orang yang tidak stabil. “Kim Jong-un tidak bisa dibiarkan untuk menargetkan setiap warga Amerika dalam serangan nuklir,” ucapnya.
Menurut Graham, secara mental, Trump sudah siap untuk meluncurkan serangan terhadap rezim Kim jika negosiasi gagal.
Kesiapan tersebut dia dengar sendiri dari Trump ketika melakukan percakapan.”Saya pikir dia siap secara mental,” ujarnya.
Sebelumnya, Trump telah memperingatkan Korea Utara bahwa rezim Kim Jong-un akan menghadapi “api dan amarah” yang belum pernah dunia lihat sebelumnya jika Pyong terus mengancam Amerika dan sekutunya, Korea Selatan.
Ancaman Donald Trump itu dibalas militer Korea Utara yang mengancam akan menyerang wilayah Guam, wilayah Amerika di Pasifik. Militer Kim Jong-un bahkan sudah menyiapkan empat rudal yang siap ditembakkan ke Guam setiap saat jika diperintah Kim Jong-un.
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir
31 hari lalu
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.