TEMPO.CO, Guam - Gubernur Guam Eddie Calvo menepis anggapan warganya panik gara-gara pernyataan Korea Utara akan menembakkan empat rudal balistiknya ke Guam. Sebaliknya, menurut Calvo, ancaman Korea Utara yang akan menembakkan empat rudal balistiknya pada pertengahan Agustus 2017 sebagai bentuk rasa takut negara itu.
Ia pun menyatakan tidak ada peningkatan ancaman di Guam. Kondisi yang terjadi di Guam saat ini, kata Cavlo, adalah sejumlah masyarakat mencermati pernyataan Korea Utara, tapi warganya itu tidak panik.
Aparat keamanan juga sangat percaya diri bahwa tidak ada peningkatan ancaman meski ada peringatan dari Korea Utara yang disampaikan pertama kali pada Rabu, 9 Agustus 2017.
Cavlo tampaknya percaya diri soal keamanan Guam. Alasannya, sistem pertahanan di Guam yang didukung Korea Selatan dan Jepang.
"Ada payung pertahanan meliputi Korea Selatan, ada payung pertahanan untuk Jepang, ada aset angkatan laut Korea, Jepang, dan Guam, dan sistem pertahanan rudal Guam dengan payung pertahanan yang multilevel," kata Calvo seperti dikutip dari Reuters, 10 Agustus 2017.
Sebelumnya, diberitakan warga Guam ketar-ketir mendengar ancaman Korea Utara yang mengarahkan rudal balistik kepada mereka sebagai balasan atas pernyataan keras Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
"Kami bisa hancur berkeping-keping," kata mantan guru bernama Eileen Benavente-Blas dalam komentarnya di laman komunitas Facebook, seperti dikutip laman News.com.au pada Rabu lalu.
"Jangan-jangan, Trump tidak tahu di mana Guam berada sementara dia berkicau dalam Twitter bahwa pulau kami berada dalam ancaman nuklir Korea Utara.”
Dengan jumlah populasi 160 ribu orang, Guam adalah rumah bagi 6.000 tentara Amerika di Naval Base Guam dan Andersen Air Force Base. Pulau itu memiliki cuaca tropis yang populer di kalangan turis.
Salah satu pulau Mikronesia itu terletak kurang dari 3.000 kilometer utara Australia dan hanya sekitar 3.400 kilometer dari tenggara Pyongyang, merupakan teritori Amerika paling barat. Kawasan itu dikuasai Amerika dari Spanyol pada 1898 saat perang Amerika-Spanyol.
Ancaman Pyongyang kepada Guam datang dua hari setelah Dewan Keamanan PBB menyetujui sanksi baru bagi Korea Utara.