Jamaah calon haji Provinsi Bali berdoa sebelum keberangkatan, di Denpasar, Bali, 3 Agustus 2017. Jamaah Calon haji Bali akan diberangkatkan pada 12 Agustus 2017 menuju Arab Saudi. ANTARA/Nyoman Budhiana
TEMPO.CO, Jakarta - Pengelolaan haji secara tunggal oleh Arab Saudi tidak hanya mendatangkan devisa yang amat besar bagi negara itu, tapi juga berimplikasi politis. “Inilah yang membuat Arab Saudi memiliki posisi tawar yang sangat penting di dunia Islam,” demikian blogger Indonesiana, Syahirul Alam memberikan catatannya pada Kamis, 3 Agustus 2017.
Setelah Iran dan Libya yang dan mendesak internasionalisasi haji, kini Qatar juga bersuara sama. Qatar bahkan merasa dibatasi ketika warga negaranya hendak berhaji ke Mekkah, karena otoritas Arab Saudi menetapkan hanya dua jalur yang boleh dipergunakan warga Qatar ketika masuk wilayah Arab Saudi.
Konsekuensi ini jelas membuat otoritas Qatar geram, belum juga selesai soal embargo negara-negara Arab terhadanya, kini malah dipersulit soal ibadah. Qatar melancarkan kritik keras terhadap politisasi pengelolaan haji yang dilakukan Saudi, bahkan keinginan agar tata kelola haji dapat dilakukan secara internasional, disampaikannya ke PBB dengan alasan bahwa monopoli haji oleh Saudi dianggap melanggar kebebasan beragama.