Rusia Diduga Pasok Senjata ke Taliban di Afganistan, Ini Buktinya

Reporter

Rabu, 26 Juli 2017 20:03 WIB

Senjata Taliban yang diduga dipasok oleh Rusia. Cnn.com

TEMPO.CO, Kabul- Rusia diduga kuat menjadi pemasok senjata canggih bagi gerilyawan Taliban di Afghanistan untuk membantu kelompok itu melawan pemerintah yang didukung Amerika Serikat.

Dugaan Rusia sebagai pemasok senjata ke Taliban di Afganistan terungkap melalui foto-foto dan cuplikan video yang diperoleh jaringan berita Amerika Serikat, CNN. Foto dan video itu menunjukan beberapa milisi Taliban terlihat menenteng senapan sniper, senapan mesin berat, dan senapan tipe Kalashnikov.

Baca: Taliban Dituduh Culik 70 Warga Desa Afghanistan, 7 Orang Tewas

Beberapa pengamat militer yang telah melihat video tersebut mengatakan bahwa simbol atau lencana untuk mengindetifikasi asal senjata tampak jelas dihapus. Hal itu dilakukan guna menghapus jejak asal senjata-senjata mahal dan canggih itu.

Dalam satu video, seorang milisi yang mengenakan topeng mengatakan dia menerima senjata itu secara gratis dari perbatasan di Tajikistan.

"Senjata ini telah diberikan kepada kami baru-baru ini Ini dibuat di Rusia, dan sangat bagus," katanya, seperti yang dilansir Independent pada 25 Juli 2017.

Baca: Taliban Serang Markas Militer Afganistan, 140 Prajurit Tewas

Di tempat lain, kelompok gerilyawan Taliban di Herat menjelaskan, senjata yang mereka miliki pada awalnya dipasok oleh sumber pemerintah Rusia.

Isu yang dituduhkan tersebut sebelumnya telah mendapat sorotan, yakni pada April lalu ketika pemimpin pasukan Amerika Serikat dan internasional di Afghanistan tidak menampik tuduhan bahwa Rusia menyediakan persenjataan bagi Taliban.

Moskow telah berulang kali menolak tudingan sebagai pemasok senjata ke Taliban di Afganistan termasuk bantuan keuangan kepada kelompok milisi itu. Namun Rusia tetap mempertahankan hubungan diplomatik dengan pejabat Taliban untuk mendorong dilakukannya perundingan damai dengan pemerintah Afghanistan dan untuk menjaga keamanan.

Baca: Bom Bunuh Diri Taliban Hantam Gedung Parlemen Afganistan

Ironisnya, setiap senjata baru masuk ke Afganistan, maka itu artinya kematian bagi warga sipil. Sedikitnya 1.662 orang tewas dalam serangan yang dilakukan oleh Taliban atau ISIS dalam enam bulan pertama tahun 2017 di Afganistan.

Pada hari Senin, 24 Juli Kabul terkena serangan bom bunuh diri Taliban pada jam sibuk yang menewaskan hingga 34 orang, sekali lagi menyoroti situasi keamanan yang genting.

Meskipun Taliban kehilangan kendali atas Afghanistan setelah perang 2001, organisasi itu terus beroperasi sejak sebagian besar tentara Amerika Serikat dan sekutu angkat kaki dari negara itu pada tahun 2014. Kini kelompok itu menguasai sekitar 40 persen wilayah negara tersebut, walaupun belum menguasai kota-kota besar.

Sebanyak 13.000 tentara Amerika Serikat dan NATO saat ini berada di negara tersebut untuk membantu pasukan pemerintah Afganistan memerangi Taliban yang persenjataannya diduga dipasok oleh Rusia.

CNN | INDEPENDENT|YON DEMA

Berita terkait

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

2 jam lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

21 jam lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

1 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

2 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

2 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

4 hari lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

4 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

4 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

5 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

6 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya