Frustasi Hadapi Trump, Menlu Tillerson Segera Mundur

Reporter

Rabu, 26 Juli 2017 15:43 WIB

Rex Tillerson. REUTERS/Kevin Lamarque

TEMPO.CO, Washington- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Rex Tillerson dikabarkan segera mengundurkan diri dari jabatannya sebelum akhir tahun ini menyusul perbedaan pandangan yang sering terjadi dengan Presiden Donald Trump.

Seperti yang dilansir CNN pada 24 Juli 2017, 2 orang sumber Gedung Putih menyebutkan Tillerson kecewa dengan Presiden Donald Trump yang secara terbuka kerap menolak usulan kebijakan Tillerson. Presiden Trump tampak tidak tertarik dengan hasil kerja tim dari Kementerian Luar Negeri.

Baca: Sambut Tillerson, Cina Tak Mau Didikte Soal Korea Utara

"Rasa frustrasinya sudah bukan lagi menjadi rahasia dan ada yang telah menyebar di publik. Jadi kami tidak terkejut jika nantinya ada Rexit (Rex Exit) sebelum akhir tahun," kata dua sumber tersebut.

Pria asal Texas berusia 65 tahun itu diduga tidak terlalu tertarik dengan perannya saat ini. Dalam wawancara pertamanya, Tillerson mengatakan dirinya hanya mengambil pekerjaan itu karena istrinya menganggap itu ide bagus.

Di bawah kepemimpinan Tillerson, Kementerian Luar Negeri digambarkan sebagai lembaga yang dilubangi dan demoralisasi. Dia dianggap telah gagal meyakinkan atasannya bahwa diplomasi adalah sesuatu yang patut dihargai.

Tillerson dilaporkan terlibat dalam perdebatan sengit tentang penempatan staf, di mana Jared Kushner, menantu presiden Trump dan penasihat senior presiden, dilaporkan menuding Tillerson tidak profesional.

Dua sumber tersebut juga mengungkapkan bahwa Tillerson pernah mengamuk di kantor kepala staf Reince Priebus saat bertengkar dengan direktur personalia kepresidenan, Johnny DeStefano. Tillerson menjelaskan bahwa dia tidak ingin Gedung Putih mengintervensi pemilihan staf di kementerian yang dipimpinnya.

Baca: Gallup: Popularitas Donald Trump Terburuk Sejak Perang Dunia II

Beberapa perbedaan antara Tillerson juga terlihat saat menanggapi isu aktual internasional termasuk krisis Teluk antara Arab Saudi cs melawan Qatar.

Saat itu Tillerson mengatakan bahwa negaranya memilih untuk berada pada posisi netral dan menyerukan agar negara-negara yang berselisih dapat berunding untuk berdamai. Namun beberapa jam kemudian, presiden Trump menyatakan secara terbuka mendukung Arab Saudi dan ikut-ikutan menuding Qatar telah mendukung pembiayaan untuk kegiatan terorisme.

Selain krisis diplomatik antara negara-negara Teluk, Tillerson dan presiden Trump juga memiliki pandangan yang berbeda mengenai kesepakatan perubahan iklim Paris.

Terdapat beberapa lagi perbedaan di antara keduanya yang kemudian memicu dugaan bahwa Tillerson kemungkinan besar segera angkat kaki dari kantornya di Foggy Bottom, Washington.

Dua sumber tersebut mengaku mendapat informasi terkait rencana pengunduran diri Tillerson dari teman yang berbicara dengan mantan CEO Exxon Mobile tersebut.

Kedua sumber tersebut juga mengatakan bahwa tingkat frustrasi yang dialami Rex Tillerson terkait perbedaan pandangan antara dirinya dan presiden Donald Trump telah meningkat secara nyata.

CNN|INDEPENDENT|TELEGRAPH|YON DEMA

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya