Liu Xiaobo, Peraih Nobel Perdamaian, Wafat karena Kanker Hati  

Reporter

Jumat, 14 Juli 2017 10:40 WIB

Liu Xiaobo, pemenang Nobel Perdamaian asal Cina yang meninggal karena kanker. abc.net.au

TEMPO.CO, Shenyang —Peraih Nobel Perdamaian, Liu Xiaobo, wafat karena kanker hati dalam usia 61 tahun, di rumah sakit Shenyang, Cina, pada Kamis 13 Juli 2017.

Salah satu tokoh oposisi terkenal sejak unjuk rasa di Lapangan Tiananmen pada 1989 itu menjadi pemenang Hadiah Nobel Perdamaian pertama yang meninggal dalam tahanan, setelah Carl von Ossietzky, yang meninggal dunia di rumah sakit saat ditahan Nazi pada 1938.

Liu yang merupakan pegiat hak asasi di Cina yang dibui pada 2009 atas dakwaan subversi meski telah didiagnosa menderita kanker hati. Kesalahan Liu menurut pemerintah Cina karena menyerukan reformasi demokrasi di negara dengan sistem partai tunggal itu.

Kabar meninggalnya Liu diungkapkan sejumlah pejabat di Cina. Teng Yue'e, ketua tim dokter yang merawat mengatakan Liu meninggal sekitar pukul 17.35 petang waktu setempat dikelilingi oleh keluarganya.

"Saat Liu Xiaobo wafat, dia merasa damai karena dikelilingi oleh keluarga terkasih,” kata Teng dalam jumpa pers.


Baca: Desmond Tutu Minta Cina Bebaskan Liu Xiaobo

Kritik keras pun dilontarkan sejumlah pemimpin negara kepada Beijing karena menolak permintaan internasional untuk membiarkan Liu mencari perawatan di luar negeri.

Salah satunya dari Komite Nobel Norwegia yang memberikan penghargaan untuk Liu pada 2010. Komite ini menuding Cina bertanggung jawab atas kematian Liu.

“Seharusnya Liu Xiaobo dipindahkan ke rumah sakit dengan perawatan maksimal sebelum penyakit ini menggerogoti tubuhnya,” ujar Berit Reiss-Andersen dalam pernyataan kepada Reuters.

Sebelumnya banyak negara mendesak pemerintah Cina untuk memberikan kebebasan bagi Liu untuk menjalankan perawatan di luar negeri. Terakhir, Pemerintah Jerman menyatakan siap untuk memberikan perawatan untuk Liu Xiaobo.

Meski akhirnya dibebaskan dari tahanan untuk memperoleh perawatan, sejumlah pihak menilai upaya Cina terlalu terlambat untuk mengobati Liu yang telah didiagnoasa menderita penyakit kanker hati dalam stadium lanjut.

Permintaaan ini ditolak karena pemerintah Cina Cina berdalih, Liu sudah mendapatkan perawatan terbaik dari dokter terbaik.

Salah satu teman keluarga Liu mengatakan dia telah mengirim surat dari istri Liu Xiaobo kepada Pemerintah AS dan Jerman, yang menyatakan keinginan pasangan tersebut untuk meninggalkan Cina.

REUTERS | BBC | SITA PLANASARI AQUADINI





Advertising
Advertising





Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

10 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

20 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

3 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya