Korea Utara diketahui memiliki enam hulu ledak nuklir, dan sejak tahun 2006 negara yang di pimpin oleh Kim Jong Un ini rajin melakukan uji coba senjata nuklir. Pada 9 September 2016 Korea Utara melakukan uji coba senjata nuklirnya yang memicu gempa berkekuatan 5.3 skala richter dengan daya ledak 20-30 Kiloton TNT. nytimes.com
TEMPO.CO, Pyongyang - Korea Utara dihantam gempa bumi berkekuatan 5,8 skala Richter pada pukul 04.18, Kamis, 13 Juli 2017.
Menurut Juru Bicara Kementerian Pertahanan Amerika Serikat, Jamie Davis, gempa bumi tersebut bukan disebabkan uji coba nuklir yang dilakukan Korea Utara.
"Gempa bumi di Korea Utara semata-mata ditimbulkan oleh alam, bukan uji coba nuklir," kata Davis kepada Sputnik.
Dalam siaran persnya, Kementerian Pertahanan Amerika Serikat mengatakan gempa bumi itu terjadi di 200 kilometer sebelah timur pantai Korea Utara dengan kedalaman 560 kilometer.
"Hingga saat ini belum ada laporan korban luka atau kerusakan yang ditimbulkan gempa bumi tersebut"
Menurut laporan Korean Herald, Korea Utara telah melakukan lima kali uji coba nuklir bawah tanah sejak 2016. Uji coba tersebut disusul Korea Utara dengan meluncurkan misil balistik antarbenua (ICMB).
Terakhir, Korea Utara membangun sebuah ICBM yang sanggup menghantam benua Amerika dengan sebuah rudal berkepala nuklir.
Sedangkan dari pusat gempa Eropa diperoleh informasi, gempa bumi yang menghantam Korea Utara berkekuatan 5,9 skala Richter. Gempa terjadi di kedalaman 537 kilometer dan 193 kilometer sebelah tenggara Rajin, timur laut Korea Utara.