Seorang perempuan memasukan surat suara ke dalam kotak di pusat pemungutan suara pemilihan perwakilan tingkat kota di Riyadh, Arab Saudi, 12 Desember 2015. Dalam pemilu ini, perempuan untuk pertama kalinya dapat menggunakan hak pilih mereka. AP/Aya Batrawy
TEMPO.CO, Riyadh - Kerajaan Arab Saudi akhirnya mengizinkan murid perempuan berolahraga di ruang publik.
Keputusan itu diambil setelah desakan kuat dari kaum perempuan di semua wilayah kerajaan agar memberikan hak lebih besar kepada mereka, termasuk olahraga.
Pada Selasa, 11 Juli 2017, Menteri Pendidikan mengatakan lembaganya akan memperkenalkan pendidikan jasmani di kelas secara berangsur dan disesuaikan dengan syariat.
Salah seorang aktivis Arab Saudi dalam akun Twitternya, mempertanyakan apakah keputusan tersebut menyiratkan bahwa kaum perempuan harus meminta izin kepada laki-laki sebagaimana dilakukan kepada ayah sebelum mereka berolahraga.
"Keputusan kerajaan itu tidak jelas. Apakah mata pelajaran olahraga di kelas itu ekstrakurikuler atau pelajaran tetap?" ucap aktivis itu seperti dikutip dari Outlook India, Selasa, 12 Juli 2017.
Keputusan mengizinkan murid perempuan berolahraga di sekolah umum ini begitu mengejutkan. Sebab, selama ini hal itu dianggap tabu di Arab Saudi.
Kaum perempuan Arab Saudi selama ini mengenakan jubah panjang dan longgar atau dikenal dengan sebutan abaya di depan umum. Hampir dari semua mereka menutup rambut dan wajah dengan cadar hitam.