TEMPO.CO, Riyadh— Sejumlah perempuan di Arab Saudi merekam diri mereka melakukan aksi diam tanpa suara untuk memperjuangkan hak mengemudi, bertepatan dengan kunjungan Perdana Menteri Inggris Theresa May ke negara itu.
Seperti dilansir dari Independent, Rabu 5 April 2017, dalam tayangan yang disebarkan via laman berbagi video itu, tampak beberapa perempuan berjalan kaki dan bersepeda seorang diri tanpa ditemani kerabat laki-laki.
Baca: Pangeran Saudi Desak Pencabutan Larangan Wanita Mengemudi
Rekaman aksi protes diam para perempuan itu disebarkan di media sosial dengan tanda tagar #resistancebywalking. Kampanye ini merupakan protes terhadap pembatasan para perempuan melakukan aktivitas sehari-hari kecuali ditemani oleh seorang wali laki-laki, termasuk mengemudi.
"Kami ingin mendorong para perempuan untuk pergi berjalan sendirian atau melakukan tugas sehari-hari sendiri, tanpa perlu pengawasan laki-laki," kata koordinator kampanye, Mariam Alhubail, melalui akun Twitter @ms_freespeech.
Seorang aktivis perempuan lain yang juga turut serta dalam aksi diam itu menuturkan bahwa para laki-laki membiarkannya berjalan sendirian.
“Mereka tak peduli jika saya berjalan. Yang membuat mereka protes adalah jika saya mengemudi dan melakukannya sendiri tanpa laki-laki,” tulis dia melalui Twitter.
Arab Saudi adalah satu-satunya negara di dunia di mana perempuan dilarang mengemudi. Aturan ini diberlakukan Kementerian Dalam Negeri sejak 1957.
Baca: Langgar Larangan Mengemudi, Perempuan Saudi Dicambuk
Aktivis dan penulis Saudi, Wajjeha al-Huwaider , mempelopori kampanye hak mengemudi dan sempat ditangkap setelah merekam dirinya mengemudi di hari perempuan internasional pada 2008.
Salah satu anggota Dewan Penasehat paling berpengaruh di Arab Saudi telah mementahkan permintaan sama tahun lalu. Ia bahkan menolak untuk sekadar memeriksa kemungkinan perempuan diizinkan mengemudi, tuntutan yang berkembang dari aksi pengunjuk rasa pada gelombang Arab Spring 2011.
Perempuan juga dilarang melakukan bisnis resmi seperti membuka rekening bank atau menjalani prosedur medis tertentu tanpa izin dari wali laki-laki. Kesaksian perempuan juga tak berlaku di pengadilan kecuali ada seorang pria yang bersumpah untuk mereka bahwa ucapannya benar.
Ribuan perempuan telah menandatangani petisi yang menyerukan pada pemerintah Saudi untuk mengakhiri sistem perwalian. Kunjungan May ke Saudi pada Rabu lalu sempat menuai kontroversi karena ia menemui Putra Mahkota Saudi tanpa mengenakan kerudung.
THE INDEPENDENT | SITA PLANASARI AQUADINI