Pemerintah Erdogan Tangkap Direktur Amnesty International Turki

Reporter

Jumat, 7 Juli 2017 10:55 WIB

Idil Eser. amnesty.org

TEMPO.CO, Istanbul—Aparat pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan menangkap Direktur Amnesty International Turki, Idil Eser, atas dugaan memiliki hubungan dengan jaringan Fethullah Gulen (76), ulama yang dituduh mendalangi kudeta pada 15 Juli 2016.

Seperti dilansir UPI, Jumat 7 Juli 2017, penangkapan terhadap Eser, tujuh anggota Amnesty dan dua pelatih asing dari Jerman dan Swedia, terjadi saat mereka tengah menggelar lokakarya manajemen dan informasi digital di Buyukada, Istanbul pada Rabu lalu.


Baca: Sharing Mendagri Turki ke Menteri Retno Soal Perbatasan Suriah

Direktur Amnesty International, Salil Shetty, menyatakan kekecewaannya atas penahanan rekan seperjuangan dalam memperjuangkan hak asasi manusia di Turki. Hal tersebut karena tidak adanya kejelasan alasan penahanan dari kesepuluh orang tersebut.

"Kami sangat marah karena beberapa pembela HAM, termasuk direktur Amnesty International Turki ditahan terang-terangan tanpa alasan (yang jelas, red)," katanya dalam rilis situs Amnesty International.

Penahanan ini, ia menambahkan, merupakan penyalahgunaan kekuasaan yang mengerikan dan merupakan situasi yang genting bagi para aktivis HAM di negara tersebut. Dirinya meminta Idil Eser dan yang ditahan lainnya harus segera di bebaskan.

Shetty pun menyebut bahwa bertepatan dengan dihelatnya KTT G-20 untuk menekan Erdogan melepaskan para pegiat HAM yang selama ini berada di balik tahanan Turki.

"Para pemimpin dunia yang saat ini ada di Berlin telah sangat toleran terhadap krisis hak asasi manusia Turki. Dengan Presiden Erdogan sekarang di tengah mereka, ini merupakan saat yang tepat untuk berbicara dengan tegas dan menyerukan pembebasan semua pembela hak asasi manusia yang saat ini berada di balik jeruji besi," Shetty menegaskan.

Kondisi terakhir Idil Eser dan yang lainnya sampai berita ini dimuat belum diketahui. Menurut informasi yang didapat, mereka yang ditahan hak pendampingan pengacara ditolak oleh otoritas Turki selama 24 jam.


Baca: Amnesty: Tahanan Kudeta Turki Disiksa, Diperkosa, dan Kelaparan

Penahanan ini terjadi kurang dari sebulan setelah chairman Amnesty International Turki, Taner Kiliç, dikirim ke tahanan penjara dengan tuduhan yang tidak jelas dan berdasar.

Sejak kudeta yang berujung kegagalan, pihak berwenang Turki telah menahan setidaknya 50.000 orang dan memecat 150.000 orang termasuk di antaranya mereka yang berprofesi sebagai tentara, polisi, guru, dan pegawai negeri. Semuanya didasarkan pada tuduhan yang sama, diduga terlibat dengan jaringan Gulen.

Para kritikus pemerintah Turki menilai Presiden Recep Tayyip Erdogan menggunakan isu kudeta sebagai dalih untuk memberangus perbedaan pendapat dan "membersihkan" lawan-lawannya.

UPI | GUARDIAN | SITA PLANASARI AQUADINI




Advertising
Advertising


Berita terkait

Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

2 jam lalu

Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International Indonesia mendesak polisi segera membebaskan puluhan mahasiswa yang ditangkap saat Hari Buruh dan Hari Pendidikan.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

3 jam lalu

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International kecam kekerasan polisi di dua kampus di Makassar saat Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional.

Baca Selengkapnya

Laporan Investigasi: Indonesia Impor Spyware dari Perusahaan Israel

19 jam lalu

Laporan Investigasi: Indonesia Impor Spyware dari Perusahaan Israel

Indonesia dikabarkan tengah mengimpor Indonesia tengah mengimpor sejumlah produk spyware dan pengawasan yang sangat invasif dari Israel.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

1 hari lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Recep Tayyip Erdogan Rapat dengan Ketua Hamas Bahas Perang Gaza

12 hari lalu

Recep Tayyip Erdogan Rapat dengan Ketua Hamas Bahas Perang Gaza

Recep Tayyip Erdogan dalam rapat dengan Hamas, berjanji memberikan dukungan pada warga Gaza yang saat ini menderita akibat perang Gaza

Baca Selengkapnya

Aktivis Palestina Meninggal karena Kanker, 38 Tahun Mendekam di Penjara Israel

25 hari lalu

Aktivis Palestina Meninggal karena Kanker, 38 Tahun Mendekam di Penjara Israel

Walid Daqqah, seorang novelis dan aktivis Palestina yang menghabiskan 38 tahun di penjara Israel, meninggal pada Minggu karena kanker

Baca Selengkapnya

Erdogan Kalah, 5 Hal tentang Pemilu Turki

31 hari lalu

Erdogan Kalah, 5 Hal tentang Pemilu Turki

Recep Tayyip Erdogan dan partainya pada Ahad, 31 Maret 2024, ketar-ketir dalam pemilu yang menegaskan kembali oposisi sebagai kekuatan politik

Baca Selengkapnya

Amnesty International Minta Pembentukan TGPF Usut Penyiksaan Warga Sipil oleh TNI di Papua

40 hari lalu

Amnesty International Minta Pembentukan TGPF Usut Penyiksaan Warga Sipil oleh TNI di Papua

Amnesty International menilai penyiksaan kejam oleh prajurit TNI terhadap warga sipil di Papua merusak naluri keadilan dan mengandung rasisme.

Baca Selengkapnya

Respons Amnesty Internasional, Imparsial, Komnas HAM soal Anggota TNI Aniaya Warga Papua

41 hari lalu

Respons Amnesty Internasional, Imparsial, Komnas HAM soal Anggota TNI Aniaya Warga Papua

Warga Papua yang diduga anggota TPNPB-OPM itu bernama Definus Kogoya. Kejadian penganiayaan dilakukan di wilayah Kabupaten Puncak.

Baca Selengkapnya

Sengkarut 'Penggusuran' Warga di IKN, Ini Kata NGO dan OIKN

43 hari lalu

Sengkarut 'Penggusuran' Warga di IKN, Ini Kata NGO dan OIKN

Surat yang minta Warga Pemaluan di kawasan IKN membongkar rumah mereka menjadi sorotan. OIKN berjanji bedah rumah warga yang tak sesuai master plan.

Baca Selengkapnya