Arab Saudi, Pendukung Utama Ekstremisme di Inggris

Reporter

Kamis, 6 Juli 2017 11:10 WIB

Seorang polisi menginstruksikan warga untuk menjauh dari lokasi aksi teror di dekat Jembatan London, Inggris, 3 Juni 2017. Enam orang tewas akibat aksi teror itu. AP Photo/Matt Dunham

TEMPO.CO, London—Arab Saudi merupakan pendukung utama ekstremisme Islam di Inggris. Hal ini diungkapkan sebuah lembaga pengulas kebijakan luar negeri, Henry Jackson Society, dalam laporan terbarunya.

Seperti dilansir The Independent, Rabu 5 Juli 2017, laporan itu menyebutkan ada kaitan jelas antara organisasi Islam yang menerima dana di luar negeri, ulama pembenci, dan kelompok jihadis yang mendorong kekerasan.

Menurut Henry Jackson Society, sejumlah negara Teluk termasuk Iran, memberikan dukungan keuangan kepada masjid dan lembaga pendidikan Islam yang menjadi tempat bagi para ulama penyebar kebencian dan berkaitan dengan penyebaran bahan-bahan ekstremis.


Baca: Teror Jembatan London, Penyerang Berteriak 'Ini untuk Allah'

Berada di peringkat paling atas dalam laporan itu adalah Arab Saudi, sekutu terdekat Inggris di Timur Tengah dan sekaligus mitra dagang terbesar.

Diduga sejumlah individu maupun yayasan di Teluk terlibat mengekspor yang disebut 'ideologi Wahabi yang kolot'.

Henry Jackson Society mendesak pemerintah Inggris untuk melakukan penyelidikan terbuka atas peran Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya.

Laporan itu dibantah Kedutaan Besar Arab Saudi di Inggris. Kedutaan Besar Arab Saudi di Inggris menyatakan Henry Jackson Society tidak punya dasar dengan bukti yang tidak bisa dipercaya.

Saudi berdalih mereka juga menjadi sasaran serangan al-Qaeda dan kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS.

"Kami tidak dan tidak akan memaafkan tindakan atau ideologi kekerasan ekstremisme dan kami tidak akan berhenti sampai para penyimpang itu dan organisasinya dihancurkan," demikian pernyataan resmi Kedubes Arab Saudi di London.


Baca: Serangan Jembatan London, PM Inggris: Ini Aksi Terorisme

Laporan ini muncul di tengah-tengah ketegangan antara Arab Saudi dan beberapa negara Timur Tengah -antara lain Mesir, Uni Emirat Arab, dan Bahrain- yang memutus hubungan diplomatik dengan Qatar.


Alasan utama ketegangan ini karena tudingan negara-negara Teluk itu bahwa Qatar mendukung kelompok-kelompok ekstremis.

Terbitnya laporan itu juga memberi tekanan kepada pemerintah Inggris untuk menerbitkan laporan yang mereka buat sendiri tentang kelompok-kelompok Islamis.

Wartawan urusan keamanan BBC, Frank Gardner, menyebutkan Kementerian Dalam Negeri Inggris ingin melihat keberadaan dan pengaruh dari organisasi jihadis di Inggris -seperti diminta Perdana Menteri David Cameron pada 2015 lalu.

Laporannya sudah selesai namun masih belum diketahui apakah akan diumumkan atau tidak. Laporan tersebut tampaknya akan membuat pemerintah malah tidak nyaman mengingat sejarah hubungan diplomatik, keamanan dan ekonomi dengan negara-negara Teluk, khususnya Arab Saudi.

THE INDEPENDENT | BBC | SITA PLANASARI AQUADINI



Advertising
Advertising



Berita terkait

Menengok Silsilah Keluarga Kate Middleton

9 Januari 2024

Menengok Silsilah Keluarga Kate Middleton

Kate Middleton atau Catherine, Putri Wales lahir pada 9 Januari 1982 dan tepat hari ini usianya menginjak 42 tahun. Silsilahnya?

Baca Selengkapnya

Kate Middleton Menapaki 42 Tahun, Putri Wales yang Pernah Jalani Masa Kecil di Yordania

9 Januari 2024

Kate Middleton Menapaki 42 Tahun, Putri Wales yang Pernah Jalani Masa Kecil di Yordania

Kate Middleton genap 42 tahun. Bagaimanakah perjalanan hidupnya sejak kecil lalu menjadi istri Pangeran William, Putra Mahkota, Kerajaan Inggris Raya

Baca Selengkapnya

British Council Dukung Pendidikan Indonesia Lewat Dua Program untuk Guru

9 November 2023

British Council Dukung Pendidikan Indonesia Lewat Dua Program untuk Guru

British Council Indonesia memaparkan hasil kerja sama Inggris Raya dengan Indonesia dalam sektor pendidikan dan Bahasa Inggris.

Baca Selengkapnya

Goodwood Festival of Speed Hari Ini Ditiadakan karena Cuaca Buruk

15 Juli 2023

Goodwood Festival of Speed Hari Ini Ditiadakan karena Cuaca Buruk

Penyelenggaraan Goodwood Festival of Speed 2023 pada hari ini, Sabtu, 15 Juli 2023, harus ditiadakan karena cuaca buruk.

Baca Selengkapnya

Inggris Raya dan Irlandia Bidik Tuan Rumah Bersama Euro 2028, Italia Melamar untuk Euro 2032

12 April 2023

Inggris Raya dan Irlandia Bidik Tuan Rumah Bersama Euro 2028, Italia Melamar untuk Euro 2032

UEFA akan mengevaluasi setiap tawaran tuan rumah Euro dalam beberapa bulan mendatang.

Baca Selengkapnya

Humza Yousaf: Pemimpin Muslim Pertama Skotlandia, Bertekad Merdeka dari Inggris

28 Maret 2023

Humza Yousaf: Pemimpin Muslim Pertama Skotlandia, Bertekad Merdeka dari Inggris

Humza Yousaf, Muslim keturunan Pakistan, terpilih menjadi pemimpin Skotlandia, yang berjanji berjuang untuk merdeka dari Kerajaan Inggris.

Baca Selengkapnya

Logo Penobatan Raja Charles Dekat dengan Alam, Ini Maknanya

12 Februari 2023

Logo Penobatan Raja Charles Dekat dengan Alam, Ini Maknanya

Lambang resmi yang akan digunakan dalam penobatan Raja Charles pada bulan Mei mendatang menggambarkan perhatian raja pada kampanye lingkungan.

Baca Selengkapnya

Hari Halloween 31 Oktober: Menengok Sejarah Halloween

31 Oktober 2022

Hari Halloween 31 Oktober: Menengok Sejarah Halloween

Halloween berasal dari festival yang dilakukan oleh bangsa Celtic kuno bernama Samhain.

Baca Selengkapnya

Bertemu Gus Muhaimin, Ketua DPR Inggris Raya Kagum Kebhinekaan RI

6 Oktober 2022

Bertemu Gus Muhaimin, Ketua DPR Inggris Raya Kagum Kebhinekaan RI

Indonesia disebut sebagai negara yang kaya dan memiliki harmoni dalam kehidupan berbangsa.

Baca Selengkapnya

Kisah Raja Charles II Membalas Dendam Kematian Ayahnya: Tragedi Dua Raja Charles di Inggris

13 September 2022

Kisah Raja Charles II Membalas Dendam Kematian Ayahnya: Tragedi Dua Raja Charles di Inggris

Raja baru Inggris Raya memilih nama Raja Charles III dan tak mengubahnya. Padahal, sejarah mencatat dua Raja Charles sebelumnya punya reputasi kelam.

Baca Selengkapnya