Lewat Video, ISIS Nyatakan Perang Melawan Indonesia dan Malaysia  

Reporter

Selasa, 4 Juli 2017 17:45 WIB

Sebuah tulisan `ISIS?` terlihat pada sebuah pintu toko warga, saat tentara pemerintah Filipina terus mencari pasukan militan Maute yang telah menguasai sebagian kota Marawi di Filipina, 29 Juni 2017. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Teror milisi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) terhadap aparat kepolisian di Jakarta kurang dari seminggu terakhir, seolah menjawab pernyataan ISIS yang akan berperang di Indonesia dan Malaysia. ISIS menyampaikan ancaman berperang itu melalui video yang beredar di media sosial beberapa hari ini.

Video yang berdurasi 2 menit 45 detik menayangkan sekelompok milisi tengah berdoa di tengah hutan. Para milisi tersebut berdoa sambil berdiri melingkari persenjataan mereka, beberapa di antaranya memegang bendera ISIS.

Setelah itu, seorang pria berbicara dalam bahasa Melayu meminta milisi dan pendukung ISIS di Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Filipina bersatu mendukung ISIS.

Simak: Beredar Video ISIS Akan Serang Indonesia dan Malaysia

Ia mendesak mereka melakukan aksi teror di negara masing-masing, jika tidak mampu bergabung dengan ISIS di Irak dan Suriah.

Pria itu juga mendesak agar pendukung ISIS di keempat negara di Asia Tenggara itu bergabung dengan milisi Filipina yang sedang bertempur untuk mendirikan khilafah di bawah pimpinan Abu Abdullah. Menurut dia, Abu Abdullah telah diberi amanah oleh pimpinan ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi, untuk memimpin pasukan khilafah di Asia Tenggara.

Pria yang berbicara sambil duduk di tepi pantai di Timur Tengah itu juga memerintahkan pendukung ISIS di keempat negara anggota ASEAN itu membunuh orang-orang yang dianggap musuh Allah dengan cara menikam, menabrak dengan mobil, dan mengebom mereka.

Baca: Lego Bertema ISIS Dijual di Malaysia

"Kepada saudara-saudaraku, ikhwan-ikhwan di Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Filipina, sudah saatnya kalian bersatu dan bergabung dalam khilafah islamiyah," kata pria dalam video itu.

Dia juga berjanji akan pulang dari Suriah kembali ke Asia Tenggara untuk menyerang orang yang coba menghalangi niat mereka untuk mendirikan khilafah.

Sebelum video itu berakhir, pria itu meminta pendukung ISIS yang tidak bisa ke Suriah maupun Irak, dapat pergi ke Filipina untuk bertempur di sana. Jika tidak bisa ke Filipina, bisa mengutus anak-anaknya atau bisa menyumbangkan harta bendanya.

Baca: Polisi Malaysia Tangkap Tiga Terduga ISIS Asal Indonesia

Dalam video juga terdapat cuplikan yang tampaknya menampilkan milisi-milisi ISIS yang bersembunyi di hutan-hutan di Filipina serta beberapa milisi yang mencoba menyeberangi lautan dengan perahu motor.

Setahun lalu, video propaganda ISIS menayangkan seorang pria memikul senjata dikelilingi anak-anak. Lalu seorang remaja memeluk AK-47 berdiri agak jauh dari pria dan anak-anak itu.

Pria tersebut menggoyangkan-goyangkan jari telunjuk kanannya dan berbicara dalam bahasa Melayu, tapi terdengar seperti bahasa Arab. Ia menyatakan ISIS akan berperang melawan Indonesia dan Malaysia.

Baca: Antisipasi ISIS di Asia Tenggara, Kemenhan Akan Lakukan Ini

“Ketahuilah, kami bukan lagi warga negara kamu (Malaysia dan Indonesia), dan kami sudah dibebaskan,” ujar pria itu sambil memperlihatkan seorang pria berjanggut sedang memegang paspor Malaysia.

“Dengan izin Dia dan kehadiran-Nya, kami akan mendatangimu dengan kekuatan militer yang tidak dapat diatasi. Ini adalah janji Allah kepada kami," ujar pria itu.

Tidak lama kemudian, milisi ISIS ini melemparkan paspornya ke tengah-tengah lingkaran yang diikuti oleh anak-anak. Setelah itu, video tersebut memperlihatkan sebuah ruang kelas. Dalam video tersebut terlihat anak-anak mengenakan songkok saat belajar agama yang diawasi oleh orang dewasa, juga berlatih untuk tempur.

YON DEMA | TEMPO

Video Terkait:
Beredar Video ISIS Akan Serang Indonesia dan Malaysia




Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

5 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

25 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

25 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

34 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

35 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

36 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

37 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

37 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

37 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

37 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya