Sejumlah bangunan dan rumah yang hancur akibat pertempuran antara tentara Filipina dengan militan Maute di desa Moncado Colony, Marawi, 13 Juni 2017. Marawi sudah dikepung selama empat pekan dan kelompok militan Maute-Abu Sayyaf belum juga menyerah. REUTERS/Romeo Ranoco
TEMPO.CO, Jakarta - Angkatan bersenjata Filipina mengumumkan gencatan senjata selama 8 jam pada hari Minggu, 25 Juni 2017 di Marawi, agar umat Islam kota itu dapat merayakan Idul Fitri.
Kepala staf angkatan bersenjata Filipina, Jenderal Eduardo Ano mengatakan pasukannya akan menerapkan jeda kemanusiaan selama liburan Idul Fitri di Marawi, yang dianggap sebagai kota Muslim terpenting di Filipina yang mayoritas Katolik.
"Kami menyatakan jeda dalam operasi kami sebagai manifestasi rasa hormat kami yang tinggi terhadap kepercayaan Islam," kata Ano dalam sebuah pernyataan, seperti yang dilansir Straits Times.
Ano menggambarkan langkah tersebut sebagai sebuah komitmen solid Angkatan Bersenjata Filipina untuk memberikan umat Muslim, terutama di kota Marawi, sebuah kesempatan untuk merayakan peristiwa meriah tersebut.
Selama lebih dari lima pekan, kota Marawi dilanda pertempuran sengit antara pasukan pemerintah dengan kelompok teroris Maute yang berafiliasi dengan ISIS.
Pasukan pemerintah telah meluncurkan serangan udara dan darat tanpa henti dalam upaya menghancurkan militan namun gagal menyingkirkan kelompok bersenjata dari dari kota itu.
Sebagian besar kota tepi danau itu sekarang hancur berantakan, sementara sebagian besar dari 200.000 penduduknya telah melarikan diri ke pusat evakuasi atau ke rumah kerabat dan sanak saudara.
Ratusan jiwa termasuk dari pihak militer, penduduk sipil maupun milisi melayang dalam pertempuran yang dimulai sejak 23 Mei 2017 tersebut.